• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 26 April 2024

Taushiyah

Indahkan Media Sosial dengan Puasa 

Indahkan Media Sosial dengan Puasa 
H Mahlail Syakur Sf (Foto: Kolase NU Online Jateng)
H Mahlail Syakur Sf (Foto: Kolase NU Online Jateng)

Internet dan teknologi komunikasi yang berkembang cepat mengubah pola kehidupan manusia. Umumnya kita berinteraksi secara langsung bertemu, namun dengan merebaknya media sosial, kita bisa berinteraksi dengan siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Media sosial telah memperpendek jarak sehingga seolah menjadi sebuah pemukiman baru. Karena itu para pengguna media sosial juga disebut warganet, layaknya warga dalam sebuah pemukiman penduduk.


Dinamika dalam media sosial kerap menyajikan informasi laiknya dunia nyata. Tak jarang kasak-kusuk atau gosip, informasi tak jelas bernada hasutan atau provokatif juga mudah bertebaran di media sosial, terutama yang berniansa suku, agama, ras dan antargolongan atau SARA. Ringkas kata, kita perlu mewaspadai penyakit hati seperti berburuk-sangka, menggunjing, provokasi, dan lain sebagainya.


Tidak hanya itu, gegara terbukanya arus informasi terkadang memicu perilaku yang tidak sopan dan akan merugikan orang lain, seperti suka mencaci-maki, suka mencemooh, suka menghujat, suka mengolok-olok, suka mencari kesalahan pihak lain, suka menyebar benih kebencian, bahkan suka mengafirkan pihak lain.


Bulan Ramadlan yang mulia merupakan ajang pelatihan dan pendidikan dalam membentuk karakter yang mulia, yaitu melalui ibadah puasa.


عن أَبي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْه أن رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَالَ اللَّهُ: كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ. وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ (رواه البخاريّ)


Riwayat bersumber dari Abu Hurairah radliyallahu anhu yang berkata bahwa Rasulullah Muhammad bersabda: “Allâh berfirman: Setiap (pahala) amal anak Adam adalah baginya kecuali puasa, karena (pahala) puasa hanya bagiKu dan Aku sendiri yang akan memberikan balasannya, dan puasa itu merupakan benteng. Jika di antara kalian sedang berpuasa maka hendaklah tidak berlaku kotor (perbuatan, ucapan) dan tidak bersikap bengis. Andaikan ada seseoerang yang mencacimu atau hendak membunuhmu maka hendaklah katakan “Aku ini sedang berpuasa” (HR Al-Bukhari)


Hadits tersebut mengajarkan kepada setiap umat Islam yang berpuasa agar mempergunakan ibadah puasa sebagai Alat Pelindung Diri (APD) dalam menghadapai bencana dan wabah moral. Dengan menggunakan APD diharapkan umat Islam tidak mudah tertular oleh penyakit hati maupun wabah perilaku sosial yang akan merugikan diri sendiri dan orang lain.


Bahkan ketika ada seorang bujang yang enggan menikah pun Nabi Muhammad Sallallahu 'alaihi wa sallam menyarankan: “Dan siapapun yang belum nikah, maka hendaklah berpuasa, karena puasa itu dapat menurunkan tensi birahi”. (HR Al-Bukhari)


Jadi, puasa hendaklah dapat menumbuhkan sifat sabar dan tawakkal, berlatih menahan diri, menahan nafsu, menahan emosi, dan suka memberikan maaf kepada orang yang bersalah. Inilah tujuan akhir berpuasa, yaitu derajat sebagai orang yang bertaqwa (muttaqin). Karena itu saat memasuki hari-hari akhir bulan Ramadhan ini hendaknya kita semakin perindah media sosial dengan kebaikan.


Jika tak memiliki kabar atau pesan baik, alangkah baiknya tangan ini diam, tidak membuat status atau komentar yang mengakibatkan kegaduhan. Sebab, hal ini merupakan salah satu indikator kita benar-benar menjalan puasa. Mari, jadilah warganet yang bijak, perlu kita ingat bahwasanya mulut, tangan, kaki dan semua anggota badan kita akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah Ta'ala di Hari Akhir. Waallahu a’lam bis-shawab


H Mahlail Syakur Sf Dosen FAI Universitas Wahid Hasyim Semarang, Ketua LTNNU Jawa Tengah


Taushiyah Terbaru