Taushiyah

Apabila Air Diberi Kuasa Allah Ta'ala

Sabtu, 6 Maret 2021 | 17:00 WIB

Apabila Air Diberi KuasaKetika air diberi kuasa oleh Allah, dia bisa menguasai sawah, jalanan, pemukiman, bahkan telah membuat manusia takluk menghadapinya. Tapi kalau Allah mencabut kekuasaan yang telah diberikan maka air pun tidak lagi berdaya.

 

Di zaman Nabi Nuh, ketika air diberi kuasa oleh Allah dan menjadi air bah yang menerjang seluruh perkampungan dan memporak porandakan semua yang ada lalu meluluh lantakkan manusia yang enggan mengikuti seruan-Nya adalah sebuah bukti kekuasaan-Nya. 

 

Dan ketika tugas air yang diberi kuasa oleh Allah sudah selesai dan kuasa yang diberikan ditarik kembali, maka air itu pun kembali kepada sifatnya dan bagi Allah mudah sekali untuk melenyapkan air yang telah menjadi air bah.

 

Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Hud Ayat 44 :

 

وَقِيلَ يَٰٓأَرْضُ ٱبْلَعِى مَآءَكِ وَيَٰسَمَآءُ أَقْلِعِى وَغِيضَ ٱلْمَآءُ وَقُضِىَ ٱلْأَمْرُ وَٱسْتَوَتْ عَلَى ٱلْجُودِىِّ ۖ وَقِيلَ بُعْدًا لِّلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ

 

Artinya: 
Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim". (QS Hud:44)

 

 

KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng