• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 27 April 2024

Regional

Wujudkan Tatanan Masyarakat Madani di Kabupaten Semarang dengan Optimalkan Peran Ulama

Wujudkan Tatanan Masyarakat Madani di Kabupaten Semarang dengan Optimalkan Peran Ulama
Muskercab NU Kabupaten Semarang (dokumentasi)
Muskercab NU Kabupaten Semarang (dokumentasi)

Semarang, NU Online Jateng

Masyarakat Madani atau civil society atau al-mujtama' al-madani sebagai sebuah konsep tatanan masyarakat yang berpedoman pada pola hidup masyarakat yang berkeadilan dan berperadaban dapat diwujudkan dengan mengoptimalkan peran ulama.

 

 

Sebab, masyarakat Madani memiliki pola hidup aman, patuh pada aturan atau ketentuan hukum yang berlaku di suatu wilayah atau negara dengan segala bentuk perbedaan yang ada.

 

 

Hal inilah yang menjadi fokus dalam Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Semarang di Salatiga, beberapa waktu lalu.

 

 

Nahdlatul Ulama (NU) sebagai sebuah organisasi keagamaan yang memiliki komitmen kebangsaan yang kuat sudah terbukti selalu menjadi benteng Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). NU memiliki empat hal yang harus dilestarikan, di antaranya amaliah, fikroh, siasah dan harokah. Utamanya yang pertama amaliah warga NU dalam ubudiyah yang khas, yaitu ahlussunah wal-jama'ah (Aswaja).

 

 

"Menguatkan nahdliyin (warga NU, -red) agar terus melaksanakan amaliah sesuai dengan ciri khas keaswajaan," kata Ketua PCNU Kabupaten Semarang, KH Ahmad Fauzan kepada NU Online Jateng, Rabu (17/2).

 

 

Kiai Fauzan melanjutkan, fikroh nahdliyah atau cara berfikir warga NU, khususnya yang ada di Kabupaten Semarang harus selaras dengan program pemerintah dan paling penting harus memberikan dampak manfaat bagi kehidupan umat, terutama kalangan nahdliyin. Karena itu, menurutnya strategi yang dibangun dan dikembangkan merupakan strategi yang Islami, memiliki karakter tanpa mencela maupun menyalahkan orang dan selalu hidup berdampingan dengan muara kedamaian.

 

 

“Kata lainnya adalah toleran. Selaku warga yang berdiri dan hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia, sudah selaiknya saling menghormati dan menghargai. Tidak boleh kita mencela satu dengan yang lainnya,” tandasnya.

 

 

Terakhir yang dihasilkan dalam Muskercab NU Kabupaten Semarang adalah harokah. Artinya, gerakan yang dibangun dalam memujudkan kemaslahatan umat, NU selalu bergerak atas dasar petuah, arahan dan nasihat para sesepuh NU.

 

 

"Mari bergerak bersama melakukan pendataan warga melalui Sistem Informasi Strategis NU (Sisnu), optimalisasi pendidikan dengan memberdayakan Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif, serta mengoptimalkan LAZISNU (Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Sedekah Nahdlatul Ulama, -red)," ajaknya.

 

 

Hadir juga dalam kesempatan itu, Bupati Semarang dan Wakil Bupati Semarang terpilih, Ngesti Nugraha dan Basari yang menyatakan sependapat untuk melakukan optimalisasi hubungan ulama dan umaro.

 

 

"Hubungan ulama dan umaro yang terus berjalan dengan baik, insyallah akan menghasilkan karya-karya yang baik untuk masyarakat Kabupaten Semarang," kata Ngesti. (*)

 

Kontributor: Dhani 

Editor: Ahmad Rifqi Hidayat


Regional Terbaru