• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Selasa, 23 April 2024

Regional

Resmi Dilantik, Lesbumi NU Kota Semarang Ingatkan Tantangan Budayawan Muslim di Era Milenial

Resmi Dilantik, Lesbumi NU Kota Semarang Ingatkan Tantangan Budayawan Muslim di Era Milenial
Pelantikan pengurus Lesbumi NU Kota Semarang (Foto: Dok)
Pelantikan pengurus Lesbumi NU Kota Semarang (Foto: Dok)

Semarang, NU Online Jateng
Sejarah setelah kemerdekaan mencatat, Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) sebagai lembaga yang menaungi para pegiat budaya Nahdlatul Ulama (NU) memikili andil besar dalam melawan bahaya laten. 


"Pada saat itu, Lesbumi NU menjaga masyarakat dari pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI) yang memanfaatkan seni untuk menyebarkan ideologinya melalui gerakan Lembaga Kesenian Rakyat (Lekra). Lesbumi punya sejarah yang bagus dalam menjaga negara ini," kata Ketua Lesbumi NU Kota Semarang Sukat Abdul Mu'iz.


Dia mengatakan hal itu saat ditemui usai pelantikan badan otonom (Banom) dan lembaga yang digelar bersama Lailatul Ijtima NU Kota Semarang sekaligus peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-96 NU bertempat di Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Ngaliyan, Kota Semarang, Ahad (6/2) malam.


Disampaikan, saat itu Lesbumi hadir menghalau Lekra. Lesbumi tampil di depan untuk menjaga budaya dan persatuan bangsa. Menurut dia, budaya memiliki peran strategis dalam menata masyarakat sebagaimana Wali Songo melakukan syiar agama Islam dengan memanfaatkan budaya.


Oleh karena itu lanjutnya, budayawan muslim yang khususnya bernaung di Lesbumi punya tantangan di era milenial. Yakni adanya media sosial (Medsos) yang bebas seolah tanpa batas dalam menyebarkan berbagai informasi dan islam yang anti ahlussunnah wal-jamaah.


"Ada yang menuduh amaliah NU syirik, bid'ah, dan tak berdasar, ada juga yang memojokkan budaya bangsa sendiri, juga ada yang mengunggulkan budaya asing," urainya.


Meski begitu, menurutnya tidak sedikit pula warganet (penduduk dunia maya/akun medsos) yang berjuang melawan isu-isu tersebut. "Kita tentunya mengapresiasi warga atau kader NU yang melawan isu tersebut dengan konten Islam yang ramah, ahlussunnah wal-jamaah ala NU dengan istilah Islam Nusantara," tuturnya.


Dijelaskan, komposisi pengurus dalam Lesbumi NU Kota Semarang terdiri dari kalangan perupa/pelukis, sastrawan, pegiat budaya jawa, dan musisi. Bahkan, CEO Nasidaria juga masuk dalam kepengurusan untuk membangkitkan Lesbumi di Kota Lunpia.


"Untuk seni pop religi atau gambus Islam sudah tampil beberapa kali, termasuk pagi tadi saat bazar," terangnya.


Dengan komposisi kepengurusan tersebut, kepala sekolah di salah satu Madrasah Aliah (MA) Kota Semarang ini berharap Lesbumi bisa menghadirkan suasana baru dalam gerakan NU merawat masyarakat. "Nantinya bisa diagendakan selapanan budaya, pelatihan pranatacara (baca; pranotocoro) atau yang lainnya," harapnya.


Selain Lesbumi juga dilakukan pelantikan Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Kota Semarang, dan dua banom NU, yakni Pimpinan Cabang (PC) Sarikat Buruh Muslim Indonesia (Sarbumusi) Kota Semarang dan Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Ngaliyan. 


Prosesi pelantikan juga dihadiri Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Wakil Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryati Rahayu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang Iswar Aminudin, Komandan Kodim 0733/BS Kota Semarang, Perwakilan dari Kepolisian Resort Kota Besar (Polrestabes) Kota Semarang, dan beberapa kader NU yang menjadi anggota legislatif di Semarang.


Dalam kesempatan itu, Wali Kota yang akrab disapa Hendi berpesan kepada para kader yang dilantik agar dapat meluangkan waktu untuk merawat organisasi supaya bisa terus berkembang, "Sempatkan waktu panjenengan," pintanya.  


Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: M Ngisom Al-Barony


 


Regional Terbaru