Pesantren yang Punya Bisnis, Bisa Gabung ke Hebitren Jateng
Kamis, 19 November 2020 | 15:00 WIB
Ahmad Mundzir
Penulis
Kendal, NU Online Jateng
Beberapa pesantren di Indonesia sudah banyak yang berkonsentrasi pada pengembangan bisnis untuk kemandirian pesantren, namun mereka masih berjalan sendiri-sendiri. Oleh karena itu, sebagian kalangan pesantren menjalin kerja sama dengan Bank Indonesia (BI) membuat jaringan bisnis nasional dalam Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) Indonesia.
Hebitren yang mempunyai jaringan menasional, mempunyai kepengurusan di masing-masing wilayah. Di antaranya di Jawa Tengah terdapat Hebitren Jawa Tengah. Oleh karena itu, semua pesantren yang mempunyai bisnis, diberi kesempatan bergabung di Hebitren. Demikian dikatakan Ketua Hebitren Jateng, H Miftahudin dalam acara Rapat Koordinasi Pimpinan Wilayah Hebitren Jawa Tengah di Pesantren Al-Fadlu-2, Brangsong, Kendal, (19/11).
“Ini murni bisnis, bukan pengembangan pesantren dalam pendidikan dan lain sebagainya. Pesantren mana saja yang mempunyai bisnis, silahkan, ayo bergabung. Problem bisnis bisa disampaikan dalam forum ini untuk bisa dievaluasi oleh BI, kalau kualitas produksi kurang baik, akan dibimbing oleh BI, apabila packing-nya kurang menarik, akan dibantu oleh BI supaya menarik,” ujar Gus Miftah
Lebih lanjut Gus Miftah menyebutkan, Hebitren sudah tersebar di 11 wilayah se-Indonesia. Hebitren merupakan wadah organisasi bisnisnya, namun mekanisme bisnisnya bagaimana yang cocok sesuai potensi Jawa Tengah menunggu koordinasi dengan para profesional.
“Di sini ini kita sharing peluang-peluang bisnis yang sudah jalan di pesantren, dari peluang itu dibicarakan oleh BI dengan para profesional. Dan pengelolanya pun orang profesional, bukan dari kalangan pesantren, karena bukan keahliannya, nanti mundur lagi,” jelas Pengasuh Roudlotul Mubtadiin, Balekambang, Jepara ini.
Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Yuli Afriandi menyatakan bahwa pendirian Hebitren sudah melalui kajian yang matang dengan tujuan untuk menumbuhkan ekonomi syariah Indonesia dari salah satu sisinya.
“Hebitren ini sudah melalui diskusi panjang, kenapa BI concern pada pengembangan bisnis pesantren. Salah satu pilar program pengembangan ekonomi syariah Bank Indonesia adalah pengembangan kemandirian ekonomi pesantren,” ungkapnya.
Dijelaskan, pesantren yang bisnisnya meningkat dan mempunyai penghasilan secara merata, akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Kalau pesantren itu sudah produktif secara berjamaah sehingga nanti ada hubungan ekonomi antar pesantren. Harapan kita ada sumbangsih perekonomian di daerah itu,” tuturnya.
Turut hadir dalam acara tersebut di antara perwakilan dari Pesantren Khozinatul Ulum, Blora, Pesantren Sirojuth Tholibin, Brabo, Pesantren Futuhiyah, Mranggen, Demak, Pesantren Ihya’ Ulumudin, Cilacap, dan sejumlah pesantren lain.
Di antara usaha yang sudah dimiliki masing-masing pesantren dan mempunyai peluang untuk dikembangkan adalah minimarket, pertanian, hidroponik, konveksi, perbengkelan, air mineral, madu, rumah makan, toko listrik, toko kitab, travel, meubel, catering, dan lain sebagainya.
Pesantren yang ingin informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Gus Miftah dengan nomor HP +62 813-2610-0974
Penulis: Ahmad Mundzir
Editor: Ahmad Hanan
Terpopuler
1
Abu Sampah Disulap Jadi Paving, Inovasi Hijau LPBI NU dan Banser Trangkil
2
Khutbah Jumat: Pelajaran Yang Tersirat Dalam Ibadah Haji
3
Semarak Harlah ke-75, Fatayat NU Wonogiri Gali Potensi Kader dengan Semangat Kartini
4
Kasus Pneumonia Jamaah Haji Meningkat, dr Alek Jusran Imbau Jaga Kesehatan
5
Muslimat NU DIY Gelar Bakti Sosial dan Pasar Murah Guna Ringankan Beban Masyarakat
6
NU Care-LAZISNU Dukung Penyelenggaraan Workshop Jurnalisitik Filantropi di Cilacap Jateng
Terkini
Lihat Semua