Pesantren Raudlatul Muta’allimin Kudus Gelar Haul Kiai Ma'ruf Irsyad
Jumat, 26 Maret 2021 | 13:00 WIB
Kudus, NU Online Jateng
Di tengah pandemi Covid-19, Pesantren Raudlatul Muta’allimin (PPRM) Kudus tetap menggelar peringatan Haul ke-11 KH Ma’ruf Irsyad beserta masyayikh Pesantren Raudlatul Muta’allimin.
Meski haul digelar berbeda dengan tahun sebelumnya. Akan tetapi pelaksanaan tahun ini lebih variatif. Selain itu juga hanya boleh dihadiri oleh santri dan alumni saja.
Keluarga Pengasuh Pesantren Raudlatul Muta’allimin KH EM Masyfu’i dalam sambutannya atas nama keluarga mengutip perkataan almarhum KH Ma’ruf Irsyad yang sangat populer di kalangan santri Kudus.
Perkataan itu berbunyi ‘ojo gumunan lan ojo gampang kepincut. Kabeh kudu ditimbang karo timbangan syara’. Kalau dibahasa Indonesiakan artinya ‘jangan mudah takjub dan jangan mudah tertarik, semua harus ditimbang dengan hukum agama’.
Yai Fu’i panggilan akrabnya menafsirkan bahwa orang itu tidak boleh mudah takjuban. Soalnya orang yang mudah takjub selain Allah Ta’ala itu bias menghilangkan sifat agungnya Allah ta’ala. "Maksud dari jangan mudah tertarik adalah orang yang mudah tertarik itu menandakan orang tersebut ilmunya pendek. Semua yang dilakukan harus didasari dengan agama," tegasnya.
Selain Yai Fu’i, KH Jazuli Basyir juga turut memberikan sambutan. Disampaikan, orang tua itu ada dua macam. Orang tua yang menglahirkan dan orang tua yang memintarkan.
"Artinya, santri jangan melupakan gurunya, sebab guru adalah orang tua yang mendidik agar anak bias pintar. Maka dari itu, meskipun gurunya sudah wafat, santri tidak boleh melupakan gurunya dan harus mendoakannya," terangnya.
Sedangkan Gus Nuruddin mengatakan, sepeninggalnya KH Ali Fikri, pengelola dan pengurus pondok harus bersinergi dalam memajukan pondok. Dirinya mengajak para alumni untuk ikut serta dalam memajukan pondok, baik secara materil atau non materiil.
"Ini harus kita lakukan agar pondok tetap eksis untuk ke depannya. Keluarga ndalem juga berpesan untuk didoakan, agar bias mengurus pondok dengan baik," pungkasnya.
Pada haul sebelum-sebelumnya biasanya diperingati dengan ziarah ke makam masyayikh di pemakaman umum Sedyo Luhur Bakalan Krapyak dan pengajian umum. Tetapi pada haul tahun ini agendanya berbeda dan lebih variatif. Seperti khotmil Qur’an bilghaib yang dibacakan oleh mutakhorijin per-angkatan, ziarah ke makam masyayikh, dan malam harinya ditutup dengan temu alumni PPRM lintas angkatan di Aula pondok.
Dalam acara temu alumni, selain dihadiri oleh para alumni, hadir pula keluarga ndalem, yakni KH EM Masyfu’i, KH Jazuli basyir, dan Gus Nuruddin.
Kontributor: Muhammad Asna Maulana
Editor: M Ngisom Al-Barony
Terpopuler
1
Insentif Guru Agama Tahun Depan di Jateng Bakal Naik jadi Rp300 M
2
Pesantren Raudlatul Muhibbin Surakarta Hidupkan Kajian Kitab Tasawuf Klasik
3
Wagub Jateng Minta Sudewo tetap ke Kantor agar Pemerintahan tetap Berjalan
4
Masih Dibuka Pendaftaran 10 Program Pelatihan di Spesial Merdeka Pintar dari Kemenag RI
5
Hindari Kekerasan, Pesantren Harus Ciptakan Lingkungan Ramah Anak
6
Refleksi Kemerdekaan ke-80, IKA PMII Jateng Luncurkan Buku Masterpiece Perlawanan Ulama Jawa Tengah Melawan Penjajah
Terkini
Lihat Semua