• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Rabu, 15 Mei 2024

Regional

Santri Muria Kudus Diminta Ikut Andil Bangun Peradaban Agama dan Bangsa

Santri Muria Kudus Diminta Ikut Andil Bangun Peradaban Agama dan Bangsa
Webinar bertajuk 'Santri Muria Mengabdi pada Agama dan Bangsa' MANU Miftahul Falah Kudus (Foto: NU Online Jateng/M Farid)
Webinar bertajuk 'Santri Muria Mengabdi pada Agama dan Bangsa' MANU Miftahul Falah Kudus (Foto: NU Online Jateng/M Farid)

Kudus, NU Online Jateng
Santri Muria Kudus selamanya harus ingat pada perjuangan ulama dan Wali Songo untuk agama dan bangsa. Dengan begitu, santri muria di manapun ia berada hendaknya memiliki niatan khidmah (mengabdi) untuk membangun peradaban agama dan bangsa yang lebih maju.

 

“Santri muria sudah saatnya untuk tidak lagi menjadi objek, tapi subjek yang ikut menata peradaban dan kemajuan zaman dalam bidang apapun,” kata Ketua Ikatan Mutakhorijin Madrasah Miftahul Falah (Imam) Muhammad Tho’at Mukhtar.

 

Hal itu mengemuka dalam Webinar bertajuk 'Santri Muria Mengabdi pada Agama dan Bangsa' yang diadakan oleh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama (MANU) Miftahul Falah Cendono, Dawe, Kudus, Sabtu (27/2). 

 

Menurut Tho’at, santri muria sudah saatnya untuk ikut ambil bagian menjadi subjek peradaban. Hal itu ia dasarkan pada banyak potensi yang dimiliki oleh santri muria berupa keilmuan, kearifan lokal dan ajaran dari Sunan Muria yang mulai eksis di kancah nasional.

 

Abdul Basith Sidqul Wafa menambahkan, kiprah santri dalam bidang politik sejak dulu telah berkontribusi dalam membangun agama dan bangsa. Seperti halnya peran KHA Wahid Hasyim saat menjadi bagian dari BPUPKI yang mampu menyeimbangkan ideologi agar negara ini bisa berdiri dan menaungi semua bangsa.

 

“Itu bukti peran santri dalam bidang politik, dan santri muria sekarang harus bisa meneladani hal itu,” sebutnya.

 

Pada kesempatan itu Fihris mengungkapkan banyak peluang dan potensi yang bisa diambil oleh santri muria dalam bidang riset. Menurut Fihris, masyarakat di Kawasan Muria memiliki keunikan tersendiri yang bisa diangkat menjadi sebuah karya publikasi.

 

“Riset itu berawal dari sebuah problem, cobalah mencari masalah yang sedang berkembang di sekitarmu kemudian analisis,” paparnya.

 

Pekerjaan rumah kita saat ini imbuh Fihris, yaitu mengangkat brand Muria untuk bisa tampil lebih bergengsi di kancah nasional. Dengan kekayaan sumber daya alam, ada banyak ajaran dan kearifan lokal yang bisa digali untuk materi publikasi. 

 

Kepala MANU Miftahul Falah H. Asnadi, meminta kepada santri Miftahul Falah atau santri muria untuk terus berupaya untuk mengembangkan potensi diri, baik dalam bidang keilmuan, ekonomi, riset, dan publikasi ilmiah maupun politik. 

 

“Yakin kalian bisa menjadi yang terbaik di bidang masing-masing dan membawa nama harum untuk Muria, untuk Miftahul Falah khususnya,” ucapnya.

 

Hadir secara virtual pada acara dalam rangka memeringati hari lahir (Harlah) ke-78 Madrasah Miftahul Falah dan Harlah ke-98 NU Ketua Imam Muhammad Tho’at Mukhtar Dosen UIN Walisongo Semarang, Fihris Sa’adah, Anggota DPRD Kabupaten Kudus Abdul Basith Sidqul Wafa, dan Kepala MA NU Miftahul Falah H Asnadi. 

 

Kontributir: M Farid
Editor: M Ngisom Al-Barony


 


Regional Terbaru