Peringati Haul KH Masruhan, Pesantren Darul Masyruh Klambu Grobogan Gelar Istighotsah dan Tahlil

Grobogan, NU Online Jateng
Peringati Haul ke-38 Simbah KH Masyruhan, Keluarga Besar Pesantren Darul Masyruh Klambu, Grobogan mengadakan acara istighotsah dan tahlil di aula pesantren setempat, Jumat (15/01). 

 

Acara yang hanya dihadiri terbatas oleh santri dan keluarga saja sebab mengikuti kebijakan pemerintah untuk tidak melaksanakan kegiatan yang mengundang Pembatasa Sosial Berskala Besar (PSBB).

 

Pengasuh Pesantren Darul Masyruh KH Ali Mansur mengatakan, kegiatan haul yang diisi dengan istighotsah, yakni meminta pertolongan ketika dalam keadaan sukar dan sulit.

.

"Seperti yang termaktub dalam Surat al-Anfal ayat 9, 'Ingatlah wahai Muhammad, ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu. sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut,” kutipnya.

 

Disampaikan, ayat ini menjelaskan tentang peristiwa ketika Nabi Muhammad SAW memohon bantuan dari Allah. Saat itu beliau berada di tengah berkecamuknya perang badar di mana kekuatan musuh tiga kali lipat lebih besar dari pasukan Islam.

 

"Kemudian Allah mengabulkan permohonan Nabi dengan memberi bantuan pasukan tambahan berupa seribu pasukan malaikat," terangnya.

 

Acara dilanjutkan dengan pembacaan tahlil oleh KH Muslih, Khataman Al-Qur’an, Istighotsah oleh KH Samsul Hadi, dan doa oleh KH Chadiq.

 

Tampak semua yang hadir sangat khidmad dan khusyuk dalam mengikuti setiap rangkaian acara yang berlangsung. Acara ditutup dengan sambutan oleh koordinator pelaksana Ustad Luqmanul Hakim. Dirinya menyampaikan, haul ini digelar untuk mengobati rasa rindu kepada KH Masyruhan.

 

"Haul ini bertujuan mengirim doa untuk almarhum KH Masyruhan guna mengingatkan kita pada kematian dan sebagai wujud silaturahim antara anak, cucu, santri, dan masyarakat sekitar pondok," ucapnya.

 

Hal ini dilakukan lanjutnya, agar selalu mengingat jasa-jasa perjuangan KH Masyruhan semasa hidupnya untuk kemudian bisa diteladani sebagai bekal meneruskan perjuangan beliau.

 

Editor: M Ngisom Al-Barony