Peringati Harlah ke-98, NU Kota Pekalongan Gelar Safari Ziarah
Sabtu, 27 Februari 2021 | 21:00 WIB
Pekalongan, NU Online Jateng
Menyemarakkan peringatan Hari Lahir ke-98 Nahdlatul Ulama versi hijriah, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pekalongan menggelar safari ziarah ke makam sesepuh NU di Kota Pekalongan dan sekitarnya.
Kegiatan yang dihelat Jumat (26/2) diikuti oleh jajaran PCNU, MWCNU, Ranting, hingga lembaga dan badan otonom NU dimulai dari makam Habib Ahmad Alatas di komplek Pemakaman Sapuro, selanjutnya ke makam Habib Hasyim bin Yahya Kakek Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya, kemudian ke Rais PCNU Kota Pekalongan pertama KH Muhammad Abbas bin Muhammad Arif al-Madlany beserta sesepuh yang lain.
Acara ziarah dilanjutkan ke beberapa Rais dan Ketua PCNU di pemakaman Sapuro yakni KH Zainal Abidin bin Ilyas, KH Ghufron Achid, KH Subki Masyhadi, H.Ahmad Qusyairi, H Ridwan serta para sepuh lainnya.
"Rombongan selanjutnya menuju ke makam KH Nachrowi Landungsari, KH Zakaria Ansor Medono, KH Syafi'i Abdul Majid Pringlangu, KH Akrom Khasani, dan KH Mustofa Bakri Jenggot, KH Akrom Shofwan, dan berakhir di makam KH Mudzakir Asyuri dan makam KH Amir bin Idris Banyurip," terang Ketua PCNU Kota Pekalongan H Muhtarom.
Disampaikan, acara ziarah merupakan kegiatan rutin tujuan utamanya adalah untuk meneladani para muassis dan para sesepuh PCNU Kota Pekalongan sehingga tidak kehilangan sejarah. "Agar generasi penerus mengingat bahwa semua manusia akan mengalami kematian sehingga tidak lain tujuan dalam berkhidmah adalah li i'la kalimatillah," ujarnya.
Ketua panitia ziarah Abdul Adhim menjelaskan, ada sekitar 200 peserta yang mengikuti safari ziarah dan ini merupakan rombongan terbanyak sejak beberapa tahun terakhir kegiatan digelar.
"Alhamdulillah, acara yang berakhir pada jam 22.00 berjalan lancar, semoga tahun depan bisa diikuti lebih banyak lagi," ucapnya.
Ketua Pengurus Ranting NU Banyurip Ageng Ustadz Umi Maktum mengatakan, ziarah ini memiliki 2 dimensi yaitu dimensi sosial bagaimana beliau yang meninggal dunia namun masih meninggalkan kebaikan-kebaikan yang masih dirasakan oleh masyarakat sekarang.
"Juga dimensi spiritual, kehidupan itu hanyalah sementara dan tidak lain tujuannya untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya," pungkasnya.
Kontributor: Agung
Editor: M Ngisom Al-Barony
Terpopuler
1
Ahad Kliwonan dan Pelantikan Pengurus NU Se-Tawangsari Digelar di Panggung Alam Taruwongso
2
Pesantren Tarbiyatul Qur’an Al Waro’ Juwiring, Warisi Perjuangan Kiai Muslimin Santri Pendherek KH Al Mansur Popongan
3
Abu Sampah Disulap Jadi Paving, Inovasi Hijau LPBI NU dan Banser Trangkil
4
Khutbah Jumat: Pelajaran Yang Tersirat Dalam Ibadah Haji
5
Gerakan Pemuda Ansor: Pilar Pembangunan dan Pemersatu Dinamika Desa
6
Dosen IAI An-Nawawi Purworejo Tawarkan Konsep At-Takāmul At-Takayyufi dalam Pendidikan Moderasi Beragama
Terkini
Lihat Semua