• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 4 Mei 2024

Regional

Organisasi NU Gerakan Ilmu Pengetahuan

Organisasi NU Gerakan Ilmu Pengetahuan
Kegiatan sarasehan KMNU Undip Semarang di Masjid Pleburan (Foto: NU Online Jateng/Insan Al-Huda)
Kegiatan sarasehan KMNU Undip Semarang di Masjid Pleburan (Foto: NU Online Jateng/Insan Al-Huda)

Semarang, NU Online Jateng
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah (Jateng) HM Muzamil menyampaikan, selain merupakan gerakan keagamaan dan kemasyarakatan, NU adalah gerakan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi umat. 


"Setiap amal yang dilakukan oleh Nahdliyin harus berdasarkan ilmu dan setiap ilmu yang dimiliki oleh Nahdliyin harus bisa diamalkan untuk kemaslahatan umat," ujarnya dalam acara Silaturrahim Keluarga Besar NU Undip (KBNU) yang terdiri dari elemen KBNU Dosen, KBNU Tendik, KMNU, PMII dan Ready (Rebana Diponegoro University) di Peleburan Kota Semarang, Rabu (31/5/2023) malam.


Disampaikan, ulama atau orang-orang yang berilmu bukan semata terdiri dari orang yang ahli dalam ulumu syari'ah, melainkan juga orang-orang Islam yang memiliki keahlian sesuai bidang disiplin ilmunya sepanjang keahlian ilmunya tersebut dipergunakan untuk kemaslahatan umat dan didasari hanya semata-mata takut dan mencari ridha Allah SWT.


"Dengan kompleksitas masalah yang dihadapi umat, dewasa ini membutuhkan banyak pandangan atau perspektif ilmu pengetahuan, bukan hanya tentang fiqih semata, melainkan juga diperlukan pandangan dari berbagai cabang ilmu pengetahuan," ucapnya.


Kiai Muzamil mencontohkan, pada masa pandemi yang lalu, masyarakat tidak boleh berkerumun. Kemudian bagaimana hukumnya mendirikan shalat Jumat dan bagaimana pula hukumnya menghadiri shalat Jumat atau shalat berjamaah. "Ini bukan semata soal ilmu fiqih namun juga soal ilmu kesehatan dan kedokteran," terangnya.





Karena itu lanjutnya, peranan ilmuwan atau cendekiawan di kalangan Nahdliyin tetap diperlukan oleh umat baik di masa lalu, masa kini, lebih-lebih masa yang akan datang. "Peran para ulama yang membidangi berbagai disiplin ilmu akan semakin dibutuhkan oleh masyarakat," tegasnya.
 

Sebelum itu Ketua Ta'mir Masjid Diponegoro KH Ahmad Fauzan menyampaikan, bagaimana agar seluruh elemen NU mampu melakukan gerakan yang lebih bermanfaat. "Sikap kemasyarakatan NU seperti tawazun, tawasuth, tasamuh, dan i'tidal perlu dijabarkan lebih lanjut secara operasional," ungkapnya.


Hal senada juga disampaikan oleh Dr Ahmad Syakir keluarga besar NU di lingkungan Diponegoro terbentuk karena kesamaan latar belakang dan kesamaan visi. "Kita belum punya rumusan dalam menyikapi persoalan keseharian seperti tawasuth, tawazun, tasamuh dan i'tidal ini bagaimana. Bagaimanakah tradisi intelektual aswaja?," katanya.


Prof Budi Setiyono menyampaikan, kebiasaan Nahdliyin masih minder dan pilih di posisi belakang dan jarang tampil di permukaaan. Akibatnya bisa ditebak yakni sering lalai, sehingga yang berani tampil orang lain. 


"Tawadhu penting namun jangan sampai menjadi tidak percaya diri dalam menyikapi keadaan. Nahdliyin harus berani menyampaikan masukan yang konstruktif," sarannya.


Dalam sarasehan yang diikuti ratusan Nahdliyin tersebut merekomendasikan agar dilakukan program yang menjadi kebutuhan, seperti pengkajian kitab-kitab kuning atau klasik, perlunya dibangun sinergi dengan berbagai elemen masyarakat kampus dan menggemakan terus menerus dzikir dan shalawat Nabi.


Pengirim: Insan Al-Huda
 


Regional Terbaru