
Peserta pelatihan pengukuran arah kiblat yang dihelar PCNU Kota Semarang (Foto: NU Online Jateng/Samsul Huda)
Samsul Huda
Penulis
Semarang, NU Online Jateng
Rais PCNU Kota Semarang KH Hanief Ismail mengatakan, dalam merealisasikan kegiatan ini PCNU Kota Semarang menjalin kerja sama dengan Pesantren Life Skill Daarun Najaah, Beringin, Ngalian, Semarang, Jawa Tengah.
"Pelatihan ini merupakan bagian dari rangkaian agenda kegiatan Hari Santri Tahun 2020 yang disiapkan PCNU Kota Semarang," kata Kiai Hanief saat membuka kegiatan Pelatihan Penentuan Arah Kiblat Praktis di Pesantren Life Skill Daarun Najaah, Beringin, Ngalian, Selasa (20/10)
Dikatakan, agenda pelatihan ini sangat penting karena menyangkut amalan shalat yang menjadi rukun Islam dan harus dijalankan setiap muslim, untuk menjalankan kewajiban shalat bagi umat Islam harus mengetahui arah kiblat.
Karena begitu pentingnya ilmu ini lanjutnya, umat Islam khususnya Nahdliyin harus menguasai ilmu dalam penentuan arah kiblat secara praktis, jadi ilmu ini sangat bermanfaat untuk umat Islam dalam melaksanakan ibadah khususnya shalat.
"Di kalangan masyarakat Islam, saat ini hanya sedikit orang yang menguasai ilmu tentang arah kiblat, padahal ilmu ini sangat dibutuhkan oleh umat Islam," ujarnya
Pengasuh Pesantren Life Skill Daarun Najaah KH Ahmad Izzuddin menjelaskan, pelatihan ini digelar dalam rangka memeriahkan Hari Santri 2020 yang jatuh pada 22 Oktober. Pelatihan berlangsung selama sehari di Aula At-Taqiyy Pesantren Life Skill Daarun Najaah.
Nara sumbernya meliputi Rais PCNU Kota Semarang, KH Hanief Ismail, Katib Syuriyah KH Ahmad Izzuddin, KH Slamet Hambali (ahli falak dari Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) dan Shofa Mughtanim (Lembaga Falakiyah PCNU Kota Semarang).
Ahli Falak PBNU KH Slamet Hambali dan ahli falak LF PCNU Kota Semarang KH Shofa Mughtanim tidak hanya menyampaikan teori tetapi mengajak peserta praktik langsung secara cepat dan mudah menggunakan alat sederhana.
"Di akhir materi kita langsung praktik menentukan arah kiblat dengan alat yang sederhana, yakni menggunakan istiwa' aini karya KH Slamet Hambali dan memanfaatkan segitiga kiblat," kata Shofa.
Kiai Slamet Hambali menjelaskan bagaimana cara mengambil data secara akurat dan data apa saja yang akan digunakan dalam persiapan menentukan arah kiblat. "Data tersebut nantinya akan kita hitung untuk mencari azimuth kiblat. Setelah itu baru kita bisa mengaplikasikannya menggunakan alat bantu arah kiblat," katanya.
Menurutnya, alat bantu istiwak aini sangat praktis dalam menentukan arah kiblat. Dengan alat ini bisa menghemat waktu dalam menentukan arah kiblat sebab alat ini sangat praktis.
"Kita tinggal membidik matahari, menyesuaikan genomonnya agar searah dengan bayang-bayang matahari, kemudian kita tarik sesuai azimuth yang telah kita hitung di awal tadi," tuturnya.
Penulis: Samsul Huda
Editor: M Ngisom Al-Barony
Terpopuler
1
Abu Sampah Disulap Jadi Paving, Inovasi Hijau LPBI NU dan Banser Trangkil
2
Khutbah Jumat: Pelajaran Yang Tersirat Dalam Ibadah Haji
3
Semarak Harlah ke-75, Fatayat NU Wonogiri Gali Potensi Kader dengan Semangat Kartini
4
Kasus Pneumonia Jamaah Haji Meningkat, dr Alek Jusran Imbau Jaga Kesehatan
5
Muslimat NU DIY Gelar Bakti Sosial dan Pasar Murah Guna Ringankan Beban Masyarakat
6
NU Care-LAZISNU Dukung Penyelenggaraan Workshop Jurnalisitik Filantropi di Cilacap Jateng
Terkini
Lihat Semua