• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Minggu, 28 April 2024

Regional

Rapid Test Bukan Penentu Tertular Covid-19

Rapid Test Bukan Penentu Tertular Covid-19
Sosialisasi kesehatan masa pandemi (Foto: NU Online Jateng/Rifqi Hidayat)
Sosialisasi kesehatan masa pandemi (Foto: NU Online Jateng/Rifqi Hidayat)

Semarang, NU Online Jateng
dr Agung Sudarmanto mengatakan, rapid test yang selama ini dianggap sebagai penentu terjangkitnya Covi-19 oleh sebagian masyarakat adalah anggapan yang keliru. 

 

"Sebetulnya rapid test itu hanya untuk mendeteksi wilayah mana yang potensi tertular Covi-19 dan mana yang tidak. Hanya mendeteksi wilayah saja. Bukan mendiagnosa positif Covid-19," kata Agung dalam Sosialisasi Kesehatan Masa Pandemi, yang diselenggarakan oleh DHC 45 Kota Semarang di Gedung Juang 45, Jalan Pemuda, Kota Semarang, Sabtu, (10/10).

 

Lebih lanjut ia menjelaskan, tahapan dalam tes kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19. "Kalau hasil rapid test dinyatakan reaktif, maka warga yang dinyatakan reaktif itu disarankan untuk swab. Kalaupun hasil swab dinyatakan positif, itu belum tentu ada virus Corona dalam tubuh si pasien," ujarnya.

 

Bisa jadi lanjutnya, itu virus lain yang terdeteksi. Maka anda jangan takut kalau dinyatakan reaktif saat rapid test. Anda perlu klarifikasi lebih lanjut ke dokter yang memeriksa. Agung Sudarmanto yang juga Ketua Harian Dewan Cabang (DHC) 45 menambahkan, sekarang ini yang dianggap valid untuk menguji keberadaan Covid-19 dalam tubuh manusia adalah lewat rongent foto. 

 

"Untuk saat ini, Rapid Test tidak akan digunakan lagi untuk meriksa Covid-19. Dalam waktu dekat, orang yang ingin memeriksa kesehatannya yang bebas Covid-19 disarankan melalui rongent foto hasilnya lebih valid," imbuhnya.

 

Ahmad Sibahul Khoir, kader Ansor Kota Semarang yang aktif dalam pengawas partisipatif Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Semarang 2020 kepada NU Online Jateng, Selasa (20/10) menyesalkan kenapa soal rapid test baru disampaikan saat ini. 

 

"Kenapa baru disosialisasikan sekarang, masyarakat sering ribut karena tidak paham kalau rapid test itu bukan pendeteksi Covid-19," ucapnya.

 

Penerapan protokol kesehatan diperkirakan hingga keadaan kembali normal. Pemerintah pun massif melakukan rapid test di berbagai fasilitas umum.

 

"Pemerintah menegakkan sanksi bagi pelanggar protokol kesehatan, dan masih menggunakan Rapid Test, padahal lebih valid rongent foto daripada rapid test. Masyarakat perlu paham ini," ujarnya.

 

Mantan Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kota Semarang ini berharap, Covid-19 segera berlalu. Bagi para aktivis, pandemi merupakan penghalang yang tidak hanya selesai dengan teknologi. 

 

"Kalau hanya seminar bisa dengan webinar, tapi untuk kaderisasi teknologi semua harus adaptasi pemanfaatan teknologi untuk kaderisasi. Semoga kita semua diselamatkan dari wabah Covid 19," pungkasnya. 

 

Kontributor: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: M Ngisom Al-Barony
 


Regional Terbaru