MWCNU di Brebes Bekali Pelajar NU dengan Kitab Kuning
Brebes, NU Online Jateng
Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Wanasari Brebes membekali pelajar NU dengan berbagai ilmu yang terdapat dalam 'Kitab Kuning' sebagai literasi yang diajarkan di pesantren.
"Pelajar NU harus kenal juga dengan ilmu pengetahuan yang ada di kitab kuning sebagai pedoman dasar yang diajarkan di pesantren perlu dan diketahui juga oleh pelajar NU. Hal tersebut karena NU dan Pesantren menjadi satu paket dalam melestarikan khazanah kitab kuning," ujar Ketua MWCNU Wanasari Ust Ahmad Sururi, Kamis (26/11).
Dijelaskan, dalam kitab kuning terdapat pengetahuan keimanan (Tauhid), Syariat (Fiqih) dan akhlak (Tasawuf). Ketiga fan ilmu tersebut menjadi dasar pijakan dalam beribadah dan berinteraksi sosial dengan masyarakat.
"Dengan demikian, selaku pelajar NU dapat memperkuat akidah Aswaja, beribadah sesuai dengan madzhab fiqih dan bergaul dengan akhlakul Karimah. Ini menjadi bekal yang sangat penting untuk pelajar remaja," tegasnya.
Pada acara pertemuan rutin IPNU-IPPNU Ranting Jagalempeni Kec Wanasari Kab Brebes Ahmad Sururi menyampaikan ulasan kitab Sulam Taufik karya Syekh Nawawi al-Bantani.
Ketua PR IPNU Jagalempeni Irkham menyampaikan, pentingnya berorganisasi untuk remaja. Sebagai kader NU harus dibekali dengan pengetahuan agama Islam yg bersumber dari kitab kuning. Ini menjadi ciri khas NU.
"Kelebihan NU dalam menggali pengetahuan agama, ilmunya bersanad (bersambung dengan guru)," ucapnya.
Dijelaskan, dalam pertemuan rutin diisi dengan mengaji kitab Sulam Taufik bersama dengan Akhmad Sururi juga dengan sanad keilmuan dari Pesantren Lirboyo. Acara rutin yang diselenggarakan di masjid Jami At-Taqwa Jagalempeni juga dihadiri oleh pengurus Ranting NU Jagalempeni, Surasmo.
Selaku pengurus ranting Surasmo mengapresiasi kegiatan yang digelar IPNU-IPPNU yang dimulai sejak ba'da dzuhur sampai dengan magrib. "Kami menyambut dengan gembira atas gerakan dan program IPNU-IPPNU Ranting Jagalempeni. Semoga ini menjadi bagian membangun semangat militansi para kader di lingkungan pelajar NU," ujar Rasmo.
Koordinator program Miftahusalam menyampaikan, kegiatan yang dilaksanakan setiap hari Kamis dimulai dengan pembacaan Tahlil, Ratibul Hadad, dan pengajian kitab
Kegiatan rutin tersebut diakhiri dengan buka puasa sunah bersama. Sengaja kegiatan dilaksanakan pada hari Kamis sekalian mengajak peserta untuk melakukan puasa sunah.
"Alhamdulillah semangat para pelajar sangat tinggi. Mudah mudahan gerakan ini menjadi media untuk membangkitkan semangat belajar dan berkarya di tengah pandemi Covid-19," pungasnya.
Penulis: Wasdiun
Editor: M Ngisom Al-Baroni