• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Minggu, 19 Mei 2024

Regional

Makna Luas Berjihad, Berani Hidup dan Menghidupi Orang Lain!

Makna Luas Berjihad, Berani Hidup dan Menghidupi Orang Lain!
gambar: ilustrasi
gambar: ilustrasi

Semarang, NU Online Jateng

Dalam beberapa literatur kajian Islam dijelaskan ketika Nabi Saw melakukan peperangan ia menerapkan peraturan untuk tidak membunuh wanita, anak-anak dan penduduk yang sedang beribadah. Selain itu Nabi Saw selalu melarang sahabatnya untuk membantai lawan-lawanya.

 

Hal tersebut disampaikan Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah yang juga penulis buku Ustadz Khoirul Anwar dalam acara bedah buku Berislam Secara Moderat: Ajaran dan Praktik Moderasi Beragama dalam Islam, yang diselenggarakan di Mall Paragon Semarang, Jawa Tengah, Kamis (1/4).

 

Menurut ustadz muda asal Brebes itu, perang pada masa Nabi Saw, perang yang dilakukan Nabi Saw penuh etika. Berbeda dengan yang dilakukan masyarakat jahiliah, kalau ada orang berperang, musuh tidak hanya dibunuh tapi setelah mati ia bisa dimutilasi tubuhnya dibedah dan dimakan hatinya. Tetapi dalam Islam tidak demikian. Dalam berperang ketika musuh menyerah, sudah tidak boleh menyerang.

 

"Juga dalam perang tidak boleh membunuh atau menyerang orang-orang yang tidak ikut seperti anak-anak ibu-ibu dan yang sedang beribadah,” ungkap dosen muda itu.

 

Kemudian ia melanjutkan materinya dengan memberikan pandangan bahwa jihad adalah bersungguh-sungguh dalam melaksanakan perintah Allah Swt.  Ia mencontohkan, apabila bekerja dengan bersungguh-sungguh untuk menghidupi keluarganya dan memberikan kehidupan kepada orang-orang miskin dengan memberi makan dan mengangkat kemiskinan maka ini termasuk jihad yang sangat mulia.


 “Makna jihad itu sangat luas, jihad itu berarti bersungguh-sungguh di jalan Allah swt maksudnya Allah Swt itu memerintahkan untuk bekerja agar keluarganya tidak kelaparan, itu artinya seseorang yang bekerja sama halnya jihad fii sabilillah,“ kata Khoirul Anwar


Sebagian orang Islam yang tergabung dalam kelompok ekstrim selalu mengartikan jihad dengan berperang. Berpikir pendek demikian sangatlah berbahaya karena akan menganggap kelompok lain sebagai musuh bersama yang harus dimusnahkan dari bumi.

 

"Berjihad dalam arti luas seharusnya diartikan sebagai berani hidup dan berusaha menghidupi orang lain. Al-Quran memberikan tamtsil ketika ada upaya untuk menghidupi manusia orang ibarat telah menghidupi semua manusia," kata dia.


Khoirul Anwar menjelaskan bahwa jihad pada masa Nabi Saw juga pernah diartikan sebagai perang akan tetapi perang yang dimaksud bukan untuk menyerang dan melukai orang lain melainkan untuk melindungi diri sendiri dan orang lain.


“Para teroris dan kelompok-kelompok ekstrim itu salah faham dalam memahami beberapa istilah ajaran Islam oleh karena itu kita perlu menyerukan. Jadi jihad itu sesungguhnya bukan berani mati tapi jihad itu berani hidup bukan berani mati dan mematikan orang lain tapi jihad itu berusaha menghidupkan diri sendiri dan orang lain. Tidak terjadi kelaparan dan pengangguran bagian dari jihad,” pungkasnya.

 

Kontributor: Abdullah Faiz

Editor: Ajie Najmuddin


Regional Terbaru