Semarang, NU Online Jateng
Ustadz Millenial Nahdlatul Ulama (NU), Khoirul Anwar menjelaskan konsep jihad menurut Islam dalam acara bedah buku Berislam Secara Moderat: Ajaran dan Praktik Moderasi Beragama dalam Islam di Mall Paragon Semarang, Jawa Tengah, Kamis (1/4). Menurutnya sekarang ini banyak orang Islam yang salah memahami makna jihad sehingga banyak yang terjebak pada aksi kekerasan terorisme.
Selain itu, Khoirul Anwar selaku penulis buku ini juga menjelaskan penyebab terjadinya terorisme adalah kesalahan dalam memilih guru sehingga salah pula dalam memahami makna jihad dalam Al-Quran dan Hadistnya. Ia mengatakan para kelompok ekstrim memaknai jihad hanya dengan perang, padahal arti sebenarnya sangatlah luas.
“Salah satu ajaran keislaman yang sering disalah fahami itu jihad, para teroris itu sering memahami jihad sebagai peperangan dengan melukai orang lain dan diri sendiri, padahal tidak demikian,” jelas penulis asal Brebes itu.
Kemudian ia melanjutkan materinya dengan memberikan pandangan bahwa jihad adalah bersungguh-sungguh dalam melaksanakan perintah Allah Swt. Ia mencontohkan, apabila bekerja dengan bersungguh-sungguh untuk menghidupi keluarganya dan memberikan kehidupan kepada orang-orang miskin dengan memberi makan dan mengangkat kemiskinan maka ini termasuk jihad yang sangat mulia.
“Makna jihad itu sangat luas, jihad itu berarti bersungguh-sungguh di jalan Allah swt maksudnya Allah Swt itu memerintahkan untuk bekerja agar keluarganya tidak kelaparan, itu artinya seseorang yang bekerja sama halnya jihad fii sabilillah,“ kata Khoirul Anwar
Sebagian orang Islam yang tergabung dalam kelompok ekstrim selalu mengartikan jihad dengan berperang. Berpikir pendek demikian sangatlah berbahaya karena akan menganggap kelompok lain sebagai musuh bersama yang harus dimusnahkan dari bumi. Khoirul Anwar menjelaskan bahwa jihad pada masa Nabi Saw juga pernah diartikan sebagai perang akan tetapi perang yang dimaksud bukan untuk menyerang dan melukai orang lain melainkan untuk melindungi diri sendiri dan orang lain.
“Pada masa Nabi Saw memang jihad pernah diartikan dengan perang namun yang dilakukan Nabi Saw itu bukan perang menyerang tapi perang untuk mempertahankan diri, berdakwah tidak untuk menindas manusia lain atau perbudakan,” ungkap alumni Pesantren Lirboyo itu.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa perang pada masa Nabi Saw sangatlah manusiawi, dalam beberapa literatur kajian Islam dijelaskan ketika Nabi Saw melakukan peperangan ia menerapkan peraturan untuk tidak membunuh wanita, anak-anak dan penduduk yang sedang beribadah. Selain itu ia juga menjelaskan bahwa Nabi Saw selalu melarang sahabatnya untuk membantai lawan-lawanya.
Kontributor: Abdullah Faiz
Editor: Ajie Najmuddin
Terpopuler
1
Ahad Kliwonan dan Pelantikan Pengurus NU Se-Tawangsari Digelar di Panggung Alam Taruwongso
2
Pesantren Tarbiyatul Qur’an Al Waro’ Juwiring, Warisi Perjuangan Kiai Muslimin Santri Pendherek KH Al Mansur Popongan
3
Abu Sampah Disulap Jadi Paving, Inovasi Hijau LPBI NU dan Banser Trangkil
4
Khutbah Jumat: Pelajaran Yang Tersirat Dalam Ibadah Haji
5
Gerakan Pemuda Ansor: Pilar Pembangunan dan Pemersatu Dinamika Desa
6
Dosen IAI An-Nawawi Purworejo Tawarkan Konsep At-Takāmul At-Takayyufi dalam Pendidikan Moderasi Beragama
Terkini
Lihat Semua