• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 4 Mei 2024

Regional

Lakpesdam NU Jateng Gelar Halaqah Nasional Fiqih dan Politik Identitas

Lakpesdam NU Jateng Gelar Halaqah Nasional Fiqih dan Politik Identitas
Foto: Ilustrasi (nu online)
Foto: Ilustrasi (nu online)

Semarang, NU Online Jateng
Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) Nahdlatul Ulama Jawa Tengah bakal menggelar Halaqah Nasional Fiqh dan Politik Identitas pada Sabtu 6 Mei di Hotel Siliwangi Jl Mgr Soegijopranoto Kota Semarang.


Ketua PW Lakpesdam NU Jateng M Nuh mengatakan, halaqah mengundang 100 peserta dengan narasumber Kompol Agta Buwana, Gus Najih Arromadhoni, Rais PWNU Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh, dan Ketua HM Muzamil.


"Halaqah ini merupakan hasil penelitian Gus Najih tentang fiqh dan politik anti identitas," ujarnya.


Disampaikan, halaqah mengundang peserta dari perguruan tinggi di Kota Semarang, pengurus harian PWNU, lembaga serta badan otonom NU Jateng, dan senat mahasiswa dan Lakpesdam NU se-wilayah Semarang.


"Pembahasan akan fokus pada fiqih siyasah. Dalam literatur klasik dijelaskan syarat untuk menjadi pemimpin di antaranya adalah memiliki wawasan yang luas, mau bermusyawarah, bersikap adil, dan berorientasi pada kemaslahatan umat," terangnya.


Karena itu menurutnya, berpolitik harus dikedepankan akhlak yang mulia seperti dicontohkan Rasulullah Saw seperti jujur, amanah, cerdas, dan menyampaikan hak kepada mereka yang berhak.


Pihaknya juga bersyukur bahwa Negara Indonesia merupakan hasil ijtihad ulama seperti pendiri NU KH Muhammad Hasyim Asy'ari, KH Abdul Wahid Hasyim, pemimpin Syarikat Islam Haji Oemar Said Cokroaminoto dan tokoh lainnya yang berfalsafah Pancasila.


"Di negara Pancasila, semua warga negara memiliki kedudukan, kewajiban dan hak yang sama di hadapan hukum dan undang-undang," ucapnya. 


Dikatakan, sejak awal NU mengingatkan pentingnya peran ulama dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa. "Di dalam qanun asasi NU misalnya, terdapat kutipan ayat suci Al-Qur'an, hadits Nabi dan perkataan ulama mengenai pentingnya hidup bersama jamaah. Juga terdapat sembilan pedoman berpolitik bagi warga NU yang merupakan hasil Muktamar ke-28 di Yogyakarta," ungkapnya.


Menurutnya, pesan moral tersebut perlu terus diaktualisasikan dalam kehidupan masyarakat dewasa ini yang menganut prinsip bhineka tunggal Ika. "Insyaallah Indonesia akan menjadi negara yang mampu mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya, yakni masyarakat yang adil dan makmur," pungkasnya.


Pengirim: Insan Al-Huda


Regional Terbaru