
Ngopi tematik yang digagas ISNU Sayung Demak setiap selapan sekali (Foto: NU Online Jateng/Samsul Huda)
Samsul Huda
Penulis
Demak, NU Online Jateng
Sebagai badan otonom yang mewadahi potensi para sarjana dan komunitas intelektual nahdliyin, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jateng terpanggil untuk mengemban tugas dan tanggung jawab membangun literasi sekaligus meningkatkan kualitas kader nahdliyin.
Ketua PAC ISNU Sayung Demak, Abdurrahman mengatakan, untuk itulah di tengah momentum peringatan hari lahir (Harlah) ke-95 Nahdlatul Ulama (NU), ISNU Ancab Sayung meluncurkan program diskusi rutin yang dikemas dalam agenda 'Ngopi Tematik' setiap selapan (35 hari) sekali.
"Ngopi Tematik dijadwalkan akan digelar setiap malam Ahad Pahing. Melalui program selapanan yang diikuti anggota ISNU Sayung ini diharapkan akan menguatkan literasi di kalangan kader Nahdliyin," kata Rahman pada saat meluncurkan program Ngopi Tematik di ruang Perpustakaan SMP Islam Tanwiru Hija Prampelan, Sayung, Demak, Sabtu (30/1).
Disampaikan, Ngopi Tematik ini digagas oleh pengurus ISNU Ancab Sayung sebagai upaya merepresentasikan diri dan mewarisi semangat organisasi Taswirul Afkar yang dulu dibangun oleh KH Wahab Hasbullah sebelum berdirinya NU. Baginya, penguatan literasi sangat penting bagi kader-kader muda NU.
"Taswirul Afkar didirikan untuk penguatan pondasi dalam melakukan sebuah pergerakan pembangunan bangsa. Seperti halnya cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa," tegasnya.
Dia menambahkan, literasi keilmuan ini sangatlah penting bagi kader nahdliyin di wilayah kecamatan Sayung khususnya dalam menjalankan roda manajemen dan kepimpinan organisasi.
"Ngopi Tematik pertama kali ini menampilkan nara sumber pembina ISNU Sayung Muhammad Thoriq Husein dan H Supriyadi Ahmad dengan mengusung tema 'Menyebarkan Aswaja dan Meneguhkan Komitmen Kebangsaan'," ucapnya.
Toriq Husein mengatakan, khidmah itu tidak sekadar jadi pengurus, menempati posisi strategis, atau duduk di depan megang mic. Akan tetapi bisa dijalankan di semua posisi di manapun kader itu berada
.
"Sejarah membuktikan, dakwah para ulama itu sungguh luar biasa dalam menyebarkan nilai-nilai islam, padahal dalam keadaan melakukan perjuangan melawan penjajah di Nusantara seperti KH Kholil Bangkalan, KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Hasbullah, Pangeran Diponegoro, Syekh Yusuf al-Makassari, Jendral Sudirman, dan para ulama lainnya," tuturnya.
Supriyadi Ahmad mengatakan, hendaknya dalam berkhidmah kepada NU dihindari pemahaman NU membutuhkan kita. Karena tanpa kita, NU itu tetap besar.
"Melalui agenda harlah NU kali ini, mari kita pahami dan dalami nilai-nilai historis aswaja, agar kualitas khidmah kita di NU semakin meningkat," pungkasnya.
Penulis: Samsul Huda
Editor: M Ngisom Al-Barony
Terpopuler
1
Abu Sampah Disulap Jadi Paving, Inovasi Hijau LPBI NU dan Banser Trangkil
2
Khutbah Jumat: Pelajaran Yang Tersirat Dalam Ibadah Haji
3
Semarak Harlah ke-75, Fatayat NU Wonogiri Gali Potensi Kader dengan Semangat Kartini
4
Kasus Pneumonia Jamaah Haji Meningkat, dr Alek Jusran Imbau Jaga Kesehatan
5
Muslimat NU DIY Gelar Bakti Sosial dan Pasar Murah Guna Ringankan Beban Masyarakat
6
NU Care-LAZISNU Dukung Penyelenggaraan Workshop Jurnalisitik Filantropi di Cilacap Jateng
Terkini
Lihat Semua