• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 27 April 2024

Regional

Ini Alasan Mengapa Harus NU

Ini Alasan Mengapa Harus NU
Gus Nadhif saat menyampaikan taushiyah di acar Konferancab IPNU-IPPNU Dawe, Kudus (Foto: Dok)
Gus Nadhif saat menyampaikan taushiyah di acar Konferancab IPNU-IPPNU Dawe, Kudus (Foto: Dok)

Kudus, NU Online Jateng
Pengasuh Pesantren Al-Husna Kajen Pati KH Ahmad Nadhif Abdul Mujib atau yang akrab disapa Gus Nadhif seringkali melempar cerita dalam setiap ceramahnya. Tak jarang cerita-cerita itu memuat pelajaran berharga darinya.


Pada kesempatan pengajian umum pembukaan Konferensi Anak Cabang (Konferancab) IPNU-IPPNU Dawe, misalnya. Gus Nadhif menceritakan isi dialognya dengan Habib Ali Zainal Abidin Assegaf Pekalongan tentang syiiran 'Cokot Boyo'. Gus Nadhif bertanya mengenai makna dari syiiran tersebut.


“Ternyata maksudnya cokot boyo itu yang dimaksud adalah 'boyo' atau buaya anti maulid, anti tahlil, anti ziarah, dan sejenisnya yang suka membid’ahkan dan mengkafirkan,” paparnya di MINU Miftahul Falah Cendono, Dawe, Kudus, Kamis (6/1) malam. 


Disampaikan, syiir yang sering dilantunkan Habib Zainal Abidin bersama grup Az-Zahir merupakan nasehat. “Itu syair nasihat untuk kaum perempuan santri utamanya. Supaya tidak dapat suami yang seperti disampaikan Habib Bidin itu,” imbuh Gus Nadhif menjelaskan.


Gus Nadhif kemudian menyambung cerita dialognya bersama Habib Bidin Az-Zahir itu dengan cerita curhatan seorang santri yang terlanjur bernasib 'cokot boyo'. Karenanya kemudian santri putri itu tidak bisa lagi tahlilan, yasinan, maulidan, apalagi datang ke majelis Haul atau ziarah kubur.


“Meski suaminya tampak rajin ibadah, jidatnya hitam, tapi hidupnya tidak bahagia karena salah pilih suami. Ini banyak terjadi dan biasanya banyak dari mereka yang kemudian anti NKRI dan anti Pancasila,” ucapnya.


Paham seperti itu lanjut Gus Nadhif, dulu pernah terjadi di negara-negara arab yang kini bergejolak. Seolah wahabisme ini sengaja diciptakan agar orang-orang Islam menolak semua ajaran sunni, kemudian saling dibenturkan. 


“Maka, rugi kalau perempuan dapat jodoh bukan dari kader IPNU, Ansor, atau Banser. Karena NKRI saja dijaga apalagi kamu,” kelakar Gus Nadhif disambut gerrr jamaah.


Banyak cerita lain yang disampaikan Gus Nadhif perihal alasan memilih NU. Ia tidak hanya sekali dua kali berhadapan dengan warga negara asing (WNA) ataupun warga non muslim di Indonesia yang ingin belajar dari NU dalam hal pemikiran. Utamanya mengenai prinsip perdamaian dan kemanusiaan. 


“Bahkan, pernah ketika saya di Papua itu didatangi oleh Pendeta dan beberapa bodyguardnya. Di sana ia bertanya kepada saya, boleh tidak kalau saya (pendeta) ikut Banser,” katanya menceritakan. 


Dari cerita-cerita tersebut terkandung maksud bahwa jamiyah NU memang diharapkan perannya oleh banyak masyarakat di luar anggotanya. "Tidak hanya secara aqidah, tetapi untuk mengatasi krisis global yang dialami oleh banyak orang di banyak negara di seluruh penjuru dunia," pungkasnya.


Kontributor: M Farid
Editor: M Ngisom Al-Barony


Regional Terbaru