• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Senin, 29 April 2024

Regional

Gus Dur Gemar Membaca Berbagai Buku Sejak Remaja

Gus Dur Gemar Membaca Berbagai Buku Sejak Remaja
Rais PCNU Sukoharjo KH Abdullah Faishol mengungkapkan sosok Gus Dur sebagai intelektual (Dok. NU Online Jateng/ Ajie)
Rais PCNU Sukoharjo KH Abdullah Faishol mengungkapkan sosok Gus Dur sebagai intelektual (Dok. NU Online Jateng/ Ajie)

Sukoharjo, NU Online Jateng
KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) semasa hidupnya dikenal sebagai tokoh agama dan perdamaian. Selain itu, Gus Dur juga disebut sebagai tokoh intelektual. Pengetahuan serta pemikirannya yang terkadang dianggap melampaui zaman, dibentuk melalui beberapa faktor, termasuk kegemarannya dalam membaca buku.

 

Hal tersebut diungkapkan Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sukoharjo KH Abdullah Faishol, pada acara Haul ke-11 Gus Dur yang diselenggarakan PMII Rayon Abdurrahman Wahid Cabang Sukoharjo bekerjasama dengan Gusdurian Solo di Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Ahad (27/12) malam.

 

Kegemaran membaca buku tersebut, sudah dilakoni Gus Dur sejak kecil, kemudian ketika ia menginjak remaja Gus Dur bahkan sudah melahap berbagai jenis buku. “Bahkan, semasa masih nyantri kepada KH Ali Maksum di Krapyak, Gus Dur sudah habis melahap buku-buku karya Karl Marx, seperti Das Capital dan lainnya,” jelas Kiai Faishol, yang juga Ketua MUI Sukoharjo itu.

 

Senada denga Kiai Faishol, Pendeta Ayub Sektiyanto juga mengungkapkan kekagumannya pada sosok Gus Dur yang begitu kaya dan maju dalam pemikiran-pemikirannya. “Ternyata, penyebab kekayaan dan kemajuan pemikiran tersebut adalah dari kebiasaan Gus Dur yang rajin membaca buku dari berbagai sumber, maupun berbagai jenis kajian,” kata Pendeta GKI Kartasura tersebut.

 

Baginya, intelektual yang matang tersebutlah yang menjadikan Gus Dur sebagai sosok yang berpikiran terbuka dan senantiasa kritis menanggapi segala hal. “Maka, sifat keteladanan Gus Dur yang penting untuk dijaga dan dilestarikan adalah ketekunannya membangun nalar kritis dengan banyak membaca berbagai literatur,” pungkasnya.

 

Sementara itu, dalam sambutannya Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Abdurrahman Wahid, Aditya Putra Darmawan, acara forum Diskusi Bulan Gus Dur kali ini mengambil tema ‘Menekuni Prinsip dan Meneladani Perilaku Gus Dur’.

 

Ia berharap dari acara haul Gus Dur ini, jangan berhenti pada seremonial dan euforia semata. “Hendaknya kita juga melakukan upaya kontemplasi dalam meneladani multiperan Gus Dur di berbagai sektor kehidupan,” kata dia.

 


Kontributor: Nila Zuhriah
Editor: Ajie Najmuddin


Regional Terbaru