Regional

Forum Pakar NU Jateng Bahas Strategi Peta Jalan Kelembagaan Menuju Indonesia Emas 2045

Selasa, 18 Februari 2025 | 13:00 WIB

Forum Pakar NU Jateng Bahas Strategi Peta Jalan Kelembagaan Menuju Indonesia Emas 2045

Forum Pakar Nahdlatul Ulama Jawa Tengah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro, Kamis (13/02/2025),

Semarang, NU Online Jateng 

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah melalui Forum Pakar Nahdlatul Ulama Jawa Tengah meneguhkan peran NU sebagai organisasi masyarakat sipil yang strategis. Kegiatan yang berlangsung di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro, Kamis (13/02/2025), ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting NU, akademisi dari berbagai universitas, dan pengurus Lakpesdam PWNU Jawa Tengah.


Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah, KH Abdul Ghaffar Rozin (Gus Rozin),menyampaikan bahwa peta jalan kelembagaan NU menjadi hal mendesak untuk menghadapi tantangan sosial, politik, dan ekonomi. 


"NU harus memperjelas posisinya dalam menghadapi persoalan ketimpangan sosial dan peran civil society di tengah negara dan sektor swasta. Kita perlu konsolidasi untuk memperkuat aksi nyata NU," ujarnya.


Di sisi lain, Rektor IAIN Kudus, Prof H Abdurrohman Kasdi, menekankan bahwa NU harus mampu menjadi penyeimbang antara masyarakat dan pemerintah tanpa kehilangan independensi. 


"Peran NU sebagai civil society tetap relevan, bahkan di era modern ini, dengan menempatkan diri sebagai mitra negara yang setara," jelasnya.


Selain isu ekonomi, pendidikan pesantren juga menjadi sorotan. Dosen UNU Yogyakarta, Rindang Farihah menekankan perlunya reformasi dalam tata kelola pesantren, terutama terkait pengelolaan yang transparan dan pemanfaatan teknologi. Hal ini, menurutnya, akan memperkuat NU dalam membangun masyarakat yang mandiri dan berdaya saing.


Ketua Lakpesdam PWNU Jateng, M Zainal Anwar, menambahkan bahwa forum ini merupakan langkah awal untuk mengonsolidasikan gagasan strategis kader NU di Jawa Tengah. 


"Kami akan terus memperkuat perangkat organisasi NU agar mampu menjawab tantangan zaman, baik di tingkat lokal maupun nasional," ujar Zainal.


Diskusi ini menghasilkan berbagai rekomendasi untuk menjadikan NU lebih sistematis dalam menghadapi tantangan zaman dan berkontribusi nyata bagi masyarakat, terutama dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.