Regional

Fatayat NU Desak Pembangunan Sabuk Tanggul Sungai Wulan untuk Cegah Banjir

Jumat, 31 Januari 2025 | 13:00 WIB

Fatayat NU Desak Pembangunan Sabuk Tanggul Sungai Wulan untuk Cegah Banjir

Ketua PAC Fatayat NU Kecamatan Karanganyar, Mukhlishoh meninjau langsung kondisi tanggul di Norowito, Kamis (30/1/2025).

Demak, NU Online Jateng 

Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, mendesak pemerintah segera membangun Sabuk Tanggul Sungai Wulan secara menyeluruh di Dukuh Norowito, Desa Ketanjung. Desakan ini muncul menyusul kondisi tanggul yang kembali kritis dan mengancam keselamatan warga.


Ketua PAC Fatayat NU Kecamatan Karanganyar, Mukhlishoh, menyampaikan permintaan tersebut setelah meninjau langsung kondisi tanggul di Norowito, Kamis (30/1/2025).


Ia menyoroti bahwa tanggul yang sempat jebol pada awal 2024 memang telah diperbaiki, namun penanganannya masih terbatas.


"Pemerintah melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) memang telah memperkuat tanggul di lokasi jebolan dan membangun Sabuk Tanggul sepanjang sekitar 200 meter di bagian barat. Namun, perbaikan ini belum menyeluruh," jelasnya.


Meskipun proyek tanggul Sungai Wulan telah rampung pada November 2024 dan ditinjau langsung oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Desember 2024, kondisi tanggul kembali mengkhawatirkan.


Memasuki awal 2025, material tanah mulai longsor dan tanggul mengalami rembes di beberapa titik, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi warga.


"Warga Norowito dan sekitarnya masih trauma akibat banjir dua kali pada 2024 lalu. Meski alat berat sudah diterjunkan, penanganannya masih bersifat sementara. Kami meminta pemerintah untuk segera membangun Sabuk Tanggul Sungai Wulan secara menyeluruh agar warga aman saat musim hujan," tegas Mukhlishoh.


Sebagai perbandingan, ia menyoroti pembangunan kolam retensi dan talud di Sungai Wulan sisi timur dan utara, tepatnya di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. Pembangunan yang telah berlangsung sejak awal 2024 itu terbukti efektif menghalau banjir tahunan, sehingga pada akhir 2024 hingga saat ini, wilayah tersebut tetap kering.


Sekretaris Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang juga warga Dukuh Norowito, Noor Fatah, menambahkan bahwa kondisi tanah tanggul di kawasan tersebut memang labil dan rentan bergerak saat air sungai meluap.


"Arus Sungai Wulan dari Dukuh Kedung hingga Norowito menyempit di sekitar Jembatan Tanggulangin. Tekanan air yang kuat menyebabkan tanah tanggul mudah bergerak, sehingga rawan jebol," jelasnya.


Oleh karena itu, Noor Fatah menekankan bahwa pembangunan Sabuk Tanggul Sungai Wulan dari Jembatan Tanggulangin hingga Dukuh Kedung harus segera direalisasikan.


"Kalau tidak segera dibangun, setiap musim hujan warga akan terus hidup dalam kekhawatiran," pungkasnya.