Regional

LKNU dan P4SK Galang Komitmen Transformasi Pesantren Lewat Forum Kesehatan dan Pendidikan

Jumat, 4 Juli 2025 | 14:00 WIB

LKNU dan P4SK Galang Komitmen Transformasi Pesantren Lewat Forum Kesehatan dan Pendidikan

Ketua LKNU Kabupaten Kudus, Dr. dr. Renni Yuniati, SpDVE saat menyampaikan paparannya. Rabu (2/7).

Magelang, NU Online Jateng 

Upaya perbaikan layanan kesehatan dan pendidikan di lingkungan pesantren terus digalakkan. Hal ini tercermin dari penyelenggaraan forum diskusi bertajuk "Transformasi Kesehatan dan Pendidikan Santri" yang digelar di pondok pesantren Syubanul Wathon, Girikulon Secang, Magelang. 

 

Forum ini diinisiasi oleh Lembaga Kesehatan (LK) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kudus bekerja sama dengan Persatuan Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Kaffah (P4SK) Jawa Tengah. Hadir sebagai tuan rumah sekaligus pengasuh pesantren, KH Yusuf Chudlori, serta sejumlah tokoh penting dari kalangan pesantren, tenaga kesehatan, akademisi, dan perwakilan Kementerian Agama.

 

Gus Yusuf, demikian sapaannya, menekankan bahwa pesantren perlu merespons perubahan zaman tanpa mengabaikan nilai-nilai keislaman. 

 

“Kesehatan dan pendidikan adalah fondasi penting dalam membangun generasi berkualitas. Dengan kerja sama dan inovasi, pesantren bisa menjadi pusat pengembangan karakter dan kompetensi santri,” ujar Gus Yusuf dalam rilis diterima NU Online Jateng. Jumat (4/7/2025).

 

Ketua LKNU Kabupaten Kudus, Renni Yuniati, menggarisbawahi pentingnya menghadirkan layanan kesehatan inovatif yang terintegrasi dengan pendidikan moral santri. 

 

Ia menyebut forum ini sebagai langkah awal untuk membangun ekosistem pesantren yang sehat, modern, dan kompetitif.

 

Beberapa isu utama yang dibahas FGD yang diselenggarakan pada Rabu (2/7) ini antara lain keterbatasan fasilitas kesehatan, minimnya tenaga medis terlatih di pesantren, serta kurikulum pendidikan yang masih perlu penyesuaian dengan tantangan zaman. 

 

Ketua LKNU Jateng sekaligus Direktur RSJD Amino Gondohutomo Semarang, Alek Jusran, menambahkan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental santri sebagai bagian dari transformasi holistik pesantren.

 

Sementara itu, Kementerian Agama Jawa Tengah melalui Kabid Pontren H Amin Handoyo menyatakan dukungannya terhadap berbagai langkah pembinaan dan sosialisasi aturan yang mendukung peningkatan kualitas pondok pesantren di berbagai lini.

 

Forum ini menghasilkan sejumlah rekomendasi strategis, antara lain peningkatan akses layanan kesehatan melalui subsidi dan pelatihan, penguatan kapasitas guru dan tenaga medis, serta integrasi kesehatan fisik dan mental dalam kurikulum pesantren. 

 

Dalam FGD ini juga menyepakati pentingnya evaluasi berkala dan forum lanjutan guna memantau capaian dan merumuskan inovasi lanjutan.

 

Menutup kegiatan, Gus Yusuf mengingatkan pentingnya keterbukaan dalam menyuarakan persoalan yang dihadapi santri. 

 

“Baik korban maupun pelaku harus kita bantu dengan penuh kasih sayang. Jangan biarkan masalah berlarut-larut. Mari kita bergerak bersama demi kemaslahatan umat,” pungkasnya.