Regional

Longsor dan Banjir Bandang di Pekalongan: 17 Korban Jiwa, 9 Masih Hilang

Kamis, 23 Januari 2025 | 08:00 WIB

Longsor dan Banjir Bandang di Pekalongan: 17 Korban Jiwa, 9 Masih Hilang

Bencana Longsor dan Banjir Bandang yang melanda di beberapa daerah di Pekalongan (Foto: LTNU Pekalongan)

Pekalongan, NU Online Jateng

Bencana longsor melanda sembilan desa di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, pada Senin malam (20/1/2024), memakan korban jiwa sebanyak 17 orang, sementara 9 lainnya masih dalam pencarian. Menurut BPBD Kabupaten Pekalongan, longsor juga menyebabkan belasan warga luka-luka, merusak infrastruktur, dan menutup akses jalan, sehingga kendaraan harus mengambil jalur alternatif melalui Banjarnegara.


Tim Kampung Siaga Bencana langsung dikerahkan untuk mengevakuasi warga ke tempat aman dan membawa korban luka ke fasilitas kesehatan terdekat. Namun, medan yang sulit, hujan lebat, dan jalan yang tidak bisa dilalui kendaraan menghambat proses evakuasi. Hingga Selasa sore (21/1/2024), tim gabungan dari BPBD, relawan, dan warga setempat terus mencari korban yang masih hilang.

Daftar Korban Meninggal Dunia

  • Revalina (19) – Sipetung
  • Suyati – Tlogo
  • Kiki Pramudita (23) – Garung
  • Sutar (49) – Tlogo Pakis
  • Riyanto (50) – Dranan Yosorejo
  • Ayat (27) – Kasimpar
  • Sumeri (30) – Garung Yosorejo
  • Doni (27) – Gumelem
  • Winarko (27) – Gumelem
  • Supari (37) – Mudal Yosorejo
  • Sularso (44) – Kasimpar
  • Inawati (23) – Kasimpar
  • Afkar (4) – Kasimpar
  • Khusnul Cholifah (35) – Kasimpar
  • Rokhim (40) – Kasimpar
  • Rahmono (24) – Mangunan Tlogihendro
  • Joni Yulianto (45) Siwalan Pekalongan


Nama-Nama Korban yang Dilaporkan Hilang

  • M Teguh Imanto – Kayu Puring
  • Abiyas – Kasimpar
  • Giyatno – Gumelem
  • Tegar Hapriyanto – Kab. Batang
  • M. Nasrullah Amin – Buaran
  • Aisah – Mangunan Songgodadi
  • Ta’ari Garung – Yosorejo
  • Aurel Kasimpar
  • Ta’adi Wonodadi – Songgodad



Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendirikan posko bencana di lokasi terdampak. Sementara itu, rumah Kepala Desa yang sebelumnya menjadi tempat pengungsian warga ikut hancur tertimbun material longsor. Camat Petungkriyono, Hadi Surono, menyebut Desa Kasimpar sebagai wilayah dengan dampak paling parah dan korban jiwa terbanyak.


Di tengah upaya penanganan longsor, wilayah Kedungwuni, Kandangserang, dan Lebakbarang dilanda banjir bandang dengan genangan air setinggi dada orang dewasa. Banjir ini menyebabkan kerugian besar, termasuk bagi pengusaha batik yang barang dagangannya terendam air.


Bupati Pekalongan, Hj Fadia Arafiq, menyatakan bahwa kurangnya alat berat menjadi kendala utama dalam penanganan bencana. 


"Masyarakat harus tetap waspada, karena curah hujan tinggi diperkirakan masih berlangsung hingga Februari. Kejadian ini mengingatkan kita untuk menjaga lingkungan dengan lebih hati-hati," ujarnya saat menghadiri acara PCNU Kabupaten Pekalongan Bersholawat di Capgawen, Kedungwuni, Selasa malam (21/1/2024).


Menanggapi situasi ini, PCNU Kabupaten Pekalongan melalui NU Peduli telah mengaktifkan Posko Induk di Gedung PCNU Kedungwuni dan empat Posko AJU di Tirto, Wonokerto, Kedungwuni, dan Wonopringgo. Ketua NU Peduli, M Ahsin Hana, mengimbau relawan untuk bergabung di Posko AJU yang telah ditunjuk.


Posko AJU bertugas mengoordinasikan penanganan bencana di wilayah setempat, melakukan asesmen kebutuhan prioritas, serta melaporkan kondisi ke Posko Induk. 


"Kami terus berupaya maksimal untuk membantu para korban dan membuka akses jalan yang tertutup longsor dengan mendatangkan alat berat," tambahnya.


Bencana ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap ancaman alam di wilayah rawan longsor dan banjir. Pemerintah bersama masyarakat diharapkan dapat meningkatkan mitigasi dan persiapan menghadapi kondisi cuaca ekstrem di masa depan.