• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Selasa, 14 Mei 2024

Regional

Bertemu Langsung Cara Kiai Semarang Ingatkan Walikota

Bertemu Langsung Cara Kiai Semarang Ingatkan Walikota
KH Anasom sedang memberi sambutan di acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. (Foto: NU Online Jateng)
KH Anasom sedang memberi sambutan di acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. (Foto: NU Online Jateng)

Semarang, NU Online Jateng
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang, H Anasom mengatakan, para kiai di kotanya mempunyai cara dalam mengingatkan walikotanya. Cara yang dilakukannya adalah bertemu langsung untuk menyampaikan persoalan yang dianggap penting.

 

Hal itu disampaikannya pada acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan PCNU dan Pemkot Semarang, di Pondok Pesantren Luhur Ngaliyan Semarang, Senin (9/11).

 

Cara mengkritik dan memberi masukan ini dipilih para kiai karena dipandang lebih efektif dibandingkan dengan melalui demo, yang bisa berpotensi 'ditunggangi' pihak-pihak yang mempunyai kepentingan lain. 

 

Hubungan pemkot dengan NU Kota Semarang selama ini cukup baik. Dua pihak saling menghargai posisi masing-masing, dan keduanya saling memberi kontribusi. Diakuinya kontribusi Pemkot Semarang selama ini sudah cukup besar kepada ormas, di antaranya Ormas NU. 

 

Kedekatan pemkot dengan para ulama lanjutnya, dibuktikan juga dengan seringnya pemkot menyelenggarakan Haul Mbah Sholeh Darat dan kontribusi pembangunan fisik tempat-tempat ibadah.

 

“Pejabat pemkot tadi bertanya, kapan Haul Mbah Syafii. Pelaksanaannya bisa bekerjasama dengan pemkot, supaya bisa bersama-sama membesarkan acara haul tersebut,” ujar Anasom. Ia menjelaskan bahwa Mbah Syafii adalah pendiri Pondok Pesantren Luhur. 

 

Peringatan Maulid Nabi tersebut dihadiri Rais PWNU Jateng KH Ubaidilah Sodaqoh (Gus Ubaid), dan para kiai pesantren Se-Jawa Tengah. Dalam Mauidzohnya Gus Ubaid mengatakan, pesantren ini mempunyai sejarah yang luar biasa sebagai pusat perjuangan kemerdekaan, hingga mencetak kiai-kiai besar di Jawa Tengah. Bahkan di pondok ini KH Soleh darat pernah menuntut ilmu.

 

Pengasuh Pondok Luhur, Gus Tuba, berharap acara ini menambah berkah untuk pesantren yang ia pimpin. Para pengasuh dan santri bertambah semangat  dan gumbrigah, sehingga pesantren tua ini bangkit setelah mengalami ‘mati suri’. Sudah lima tahun ini pesantren ini mulai bergaung lagi.
 

Penulis: Hasan Fauzy

Editor: Ahmad Mundzir


Regional Terbaru