Belasan Anak Menjadi Korban Tindakan Represif dalam Aksi Demo di Semarang
Selasa, 27 Agustus 2024 | 12:00 WIB

Anak-anak yang hendak pergi mengaji di Masjid Taqwa Sekayu terkena gas air mata pada Senin (26/8/2024). (Foto: Istimewa)
Septy Aisah
Penulis
Semarang, NU Online Jateng
Belasan anak menjadi korban dalam aksi demonstrasi yang dilakukan oleh Gerakan Masyarakat Jawa Tengah Menggugat (Geram) di depan Balai Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Senin (26/8/2024). Aksi ini berujung pada tindakan represif oleh aparat kepolisian yang berdampak luas, termasuk pada anak-anak yang hendak pergi mengaji di Masjid Taqwa Sekayu.
Gas air mata yang ditembakkan oleh aparat memasuki lingkungan warga, termasuk masjid, sehingga mengakibatkan anak-anak yang berada di sekitar masjid mengalami sesak napas. Aksi tersebut melibatkan mahasiswa, pelajar, dan masyarakat umum yang menyuarakan tuntutan terkait Peringatan Darurat Jilid II mengenai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 60/PUU-XXII/2024 tentang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang dianulir Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Selain anak-anak yang hendak mengaji, masyarakat umum yang beraktivitas di sekitar lokasi demonstrasi juga terdampak gas air mata, terutama di sekitar DP Mall dan Paragon. Berdasarkan pengamatan NU Online Jateng di lokasi kejadian, sebelum insiden, para demonstran sempat menunaikan shalat Maghrib di depan Balai Kota Semarang. Namun, aparat kepolisian kemudian mulai menembakkan gas air mata dan water cannon ke arah demonstran hingga menjalar ke lingkungan penduduk.
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang, melalui Tuti Wijaya, melaporkan bahwa puluhan mahasiswa dirawat di beberapa rumah sakit di Semarang akibat bentrokan ini. Aksi yang berakhir ricuh tersebut mengakibatkan 9 mahasiswa, 22 pelajar, dan 1 pekerja ojek online diamankan oleh pihak kepolisian. Saat ini, mereka masih menjalani pemeriksaan di Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Semarang.
"Ada 33 orang dirawat di rumah sakit. Kondisi saat ini, masih ada satu orang yang belum pulang dan harus menjalani perawatan. Jika memungkinkan, hari ini bisa pulang," ujar Kuasa Hukum Geram kepada NU Online Jateng pada Selasa (27/8/2024).
Dari keterangan LBH Semarang dan tim pendamping, sebagian besar korban represifitas aparat dalam aksi demonstrasi ini mengalami sesak napas dan iritasi mata, bahkan ada mahasiswa yang mengalami luka di bagian kepala.
Sementara itu, dikutip dari story Instagram akun @bianglalaa, Welas Asih Consulting dalam postingan @welasasihid berencana memberikan pendampingan psikologis secara pro bono bagi anak-anak yang menjadi korban dalam demo di Semarang.
"Kami sudah menghubungi Humanies Projects dan LBH Semarang," ungkap pihak Welas Asih Consulting.
Ditambahkan, jika ada informasi atau organisasi yang dapat menjembatani Welas Asih Consulting dengan anak-anak korban demo, mohon diinformasikan melalui Direct Instagram (DM) @bianglalaa atau WhatsApp ke +62 812 2919 5390.
Terpopuler
1
Kiai Abdan Koripan Magelang, Sang Jurkam NU
2
NU Peduli Lasem Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Gubug, Grobogan
3
Biro Infokom Banser Tegal Gelar Kopdar, Bahas Penguatan Komunikasi dan Kesiapsiagaan
4
Ketua Baru PR GP Ansor Karangasem Tegal Terpilih, Siap Wujudkan Pemuda Maju dan Berkhidmat
5
Lakpesdam PWNU Jateng Gandeng PCNU Kota Semarang Gelar Forum Kader NU Jateng yang Perdana
6
Lakmud PAC IPNU-IPPNU Gebog: Bangun Kontinuitas Trilogi untuk Gebog Berdedikasi
Terkini
Lihat Semua