• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 4 Mei 2024

Regional

Basuh Kaki Orang Tua, Cara LKKNU Semarang Peringati Hari Ibu

Basuh Kaki Orang Tua, Cara LKKNU Semarang Peringati Hari Ibu
Kegiatan gerakan membasuh kaki inu yang diinisiasi LKKNU Kota Semarang (Foto: NU Online Jateng/M Ichwan)
Kegiatan gerakan membasuh kaki inu yang diinisiasi LKKNU Kota Semarang (Foto: NU Online Jateng/M Ichwan)

Semarang, NU Online Jateng
Isak tangis pecah di Aula Gedung Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang. Sang ibu mengelus kepala sang anak yang menangis sambil membasuh kaki ibunya, seraya menderai air mata. 


Semua menangis dalam momentum penuh haru itu. Hadirin pun ikut larut, menitikkan air mata. Baik wanita maupun pria. Saat prosesi basuh kaki ibu oleh putra putrinya yang diringi pembacaan puisi oleh H Baidhowi.
 

Sepuluh anak yang sudah dewasa, jongkok di depan ibunda masing-masing yang duduk di kursi. Mereka bersimpuh dan membasuh kaki ibunya dengan air. Lalu memohon maaf atas kesalahan yang pernah diperbuat dan mohon doa serta ridhanya. 


Itulah cara Pengurus Cabang (PC) Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Kota Semarang memperingati Hari Ibu di Gedung PCNU Kota Semarang, Jl Puspogiwang I nomor 47 Semarang Barat pada Sabtu, (24/12/2022). 


Ketua PC LKKNU Kota Semarang Hj Zahrotun Nisa mengatakan, peringatan Hari Ibu model itu telah dilakukan sejak 2021. Basuh kaki oleh anak kepada ibunya sebagai salah satu refleksi pemaknaan birrul walidain (berbakti kepada Orang tua). Pada tahun 2022 acara ini dibuat tidak biasa. Yaitu menghadirkan para muallaf, yakni orang yang baru masuk agama Islam. 


“Alhamdulillah, kami mengenalkan kemuliaan ajaran Islam kepada para muallaf dalam memperingati hari ibu. Di antaranya aksi anak membasuh kaki ibunya,” tutur Nisa, panggilan akrab penyuluh agama Islam Kementerian Agama Kota Semarang yang pernah menjadi penyuluh teladan I Provinsi Jawa Tengah itu. 
  

Ketua Pengurus Wilayah (PW) LKKNU Jawa Tengah Sari Hernawati yang juga Dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang menyampaikan, membangun negara dimulai dari membangun masyarakat. 


"Membangun masyarakat dimulai dari membangun keluarga. Membangun keluarga harus dimulai sejak remaja. Yakni mendidik remaja agar memiliki visi membentuk keluarga maslahah. Yaitu keluarga yang bahagia lahir dan batin, sejahtera jasmani maupun rohani," terangnya. 


Menurutnya, dalam istilah agama Islam, keluarga maslahah adalah yang sakinah, mawaddah, dan rohmah. Yaitu senantiasa tenang, tentram, suami istri rukun penuh cinta dan kasih sayang.


"Melahirkan anak-anak yang bahagia yang tidak berhenti pada peran dalam keluarga saja tetapi juga mampu menebarkan nilai nilai maslahah kepada masyarakat dan bangsa,” paparnya. 


Islam lanjutnya, membimbing umatnya sejak remaja memiliki komitmen memilih pasangan yang kuat agamanya. Yakni baik akhlaknya. Adapun kuat hartanya, bagus rupanya, dan bagus jalur keturunannya (nasab), itu menjadi pertimbangan tambahan. 


Usai bimbingan, dilanjutkan dengan coocking class dengan menu masakan standar gizi untuk mencegah stunting. Yaitu mencegah gangguan pertumbuhan janin dan anak karena kekurangan asupan makanan sehat bergizi. 


Acara ditutup dengan doa oleh Ibu Nyai Hj Aminah Hadlor Ikhsan Pengasuh Pesantren Al- Islah Mangkang yang juga sebagai Pembina LKKNU Kota Semarang.


Penulis: M Ichwan


Regional Terbaru