• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Selasa, 7 Mei 2024

Regional

HARI SANTRI 2022

Katib PCNU Semarang Ajak Masyarakat Cintai NU

Katib PCNU Semarang Ajak Masyarakat Cintai NU
Katib PCNU Kota Semarang Kiai In'amuz Zahidin (Foto: Istimewa)
Katib PCNU Kota Semarang Kiai In'amuz Zahidin (Foto: Istimewa)

Semarang, NU Online Jateng
Momen perayaan hari santri yang yang bertajuk 'Lailatul Ijtima' Katib Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang KH In’amuz Zahidin mengajak masyarakat untuk mencintai NU, karena NU tidak hanya mengurusi tentang dunia tapi juga akherat.


“Sampai kita mati juga masih diurus oleh NU, buktinya kita membaca tahlil yang isinya mendoakan seluruh kaum muslimin dan muslimat baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal," ujarnya.


Menurutnya, jangan hiraukan orang yang mengatakan membaca tahlil kok di kuburan, kuburan itu tidak akan mengurangi keutamaan kalimat laailahaillallah. "Maka dari itu kita harus senang dan bangga menjadi warga NU, Insyallah kita selamat dunia akhirat,” tuturnya dikutip dari  tayangan Youtube NU Online, Ahad (23/10/2022).


Ia menyampaikan apresiasinya dalam rangkaian hari santri yang dihelat PCNU Kota semarang dengan acara doa-doa yang juga dimulai dari ziarah ke makam Habib Toha Depok untuk berziarah dan tawassul berdoa kepada Allah. 


“Orang yang tidak suka kepada NU menganggap bahwa kerjaannya dikuburan terus. Saya pribadi jika mempunyai masalah tidak pernah cerita kepada manusia, tetapi cerita ke waliyullah karena mereka tidak suka uang. Jika saya cerita kepada waliyullah, walinya cerita kepada gusti Allah, lalu Allah akan menjawabnya,” ujarnya.


Gus In’am bercerita, saat ini dirinya tengah membangun pesantren namun tidak pernah mengedarkan proposal, hanya berdoa meminta kepada Allah Swt dengan meniru kiai-kiai NU terdulu. "Kita mau punya hajat, kan lebih utama meminta kepada Allah Taala," terangnya.


Ia mengatakan penting juga memastikan lembaga-lembaga tahfidz atau Al-Qur’an dari tingkat yang paling dasar yaitu TPQ atau sekarang lebih dikenal dengan dengan LPQ itu beralirkan kepada NU.


“Mengapa harus kita pastikan? Karena saya dapat informasi dari ketua LPQ Semarang, dia bercerita kepada saya bahwa ada sebuah lembaga LPQ yang mengharamkan nyanyi lagu Indonesia Raya, hormat kepada bendera merah putih itu syirik," ucapnya.


Maka lanjutnya,  kepada teman JQHNU bahwa ini tugas kita bersama bahwa lembaga-lembaga Al-Qur’an kita pastikan menjadi insan yang Qur'ani yang religius tapi tetap nasionalis, jadi tidak ada pertentangan antara agama dan negara,” pungkasnya.


Kontributor: Afina Izzati


Regional Terbaru