• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Minggu, 5 Mei 2024

Regional

Ansor Jateng: Mahasantri Harus Pahami Moderasi Beragama

Ansor Jateng: Mahasantri Harus Pahami Moderasi Beragama
Kegiatan workshop moderasi beragama di UIN Saizu Purwokerto, Banymas (Foto: NU Online Jateng/Djarmanto)
Kegiatan workshop moderasi beragama di UIN Saizu Purwokerto, Banymas (Foto: NU Online Jateng/Djarmanto)

Banyumas, NU Online Jateng
Mahasantri Universitas Islam Negeri (UIN) Prof KH Saifuddin Zuhri (Saizu) Purwokerto Banyumas harus mampu memahami moderasi beragama dan terus menerus menjelaskannya kepada masyarakat.


Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda Ansor Jawa Tengah  H Sholahuddin Aly mengatakan mahasiswa santri (Mahasantri) harus memahami dan tidak boleh berhenti menjelaskan tentang moderasi beragama  kepada masyarakat.


"Melalui moderasi beragama akan terbangun harmonisasi dalam kehidupan di masyarakat yang penuh dengan keragaman," kata Gus Sholah panggilan akrabnya dalam workshop penguatan wawasan moderasi beragama dan kebangsaan untuk mahasiswa santri (mahasantri) di hall perpustakaan UIN Saizu Purwokerto, Senin (11/9/2023).


Menurutnya, jika moderasi beragama terwujud maka keutuhan dan persatuan bangsa akan semakin kuat dan kokoh, tidak mudah digoyahkan isu-isu yang mempertentangkan perbedaan berbasis agama.


Moderasi beragama lanjutnya, sudah dikenal bangsa Indonesia sudah sejak lama, bahkan kemerdekaan bangsa ini tidak terlepas dari semangat moderasi beragama, sehingga mampu menghantarkan negeri ini terbebas dari belenggu penjajahan.
 


Ditambahkan, moderasi beragama yang sudah terbangun dengan baik harus dijaga dan dirawat serta dipupuk, sehingga tidak ada ruang untuk berkembangnya potensi yang menganggu kebhinekaan dan keberagaman bangsa ini .


Rektor UIN Saizu Prof KH Mohammad Roqib mengingatkan bahwa merawat kebinekaan merupakan kewajiban seluruh umat yang hidup di bumi Indonesia yang heterogen.


Kepada NU Online Jateng, Rabu (13/9/2023) dikatakan, pengamalan moderasi beragama di era milenial itu penting, karena yang sama pun tetap berbeda, bahasa yang diulangi pada waktu yang berbeda memiliki makna yang berbeda.


"Mengutip pernyataan Gus Dur, semakin berbeda manusia, maka semakin bisa disatukan," pungkasnya. 


Pengirim: Djarmanto 


Regional Terbaru