Webinar BEM Unsiq Wonosobo, Tidak Ada Pertentangan Al-Qur'an dengan Sains
Selasa, 13 Juli 2021 | 13:00 WIB
Samsul Huda
Penulis
Wonosobo, NU Online Jateng
Dari sisi historis tidak pernah ditemukan adanya pertentangan antara Al-Qur’an dengan Sains. Jika ada, itu merupakan suatu kekeliruan yang dipengaruhi betbagai faktor.
Rektor Universitas Sains Al-Qur'an (Unsiq) Wonosobo Jateng KH Muchotob Hamzah mengatakan, faktor-faktor yang memicu munculnya pertentangan Al-Qur'an dengan sains di antaranya faktor politik atau kondisi budaya yang menghambat perkembangan pemikiran.
"Hambatan inilah yang memicu tidak adanya korelasi antara Al-Qur’an dan Sains," katanya saat menyampaikan pidato kunci dalam webinar Diskursus Intelektual dengan tema 'Religiusitas Sains Perspektif Historis-Dialektis' yang dihelat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsiq melalui zoom meeting beberapa waktu lalu dengan peserta mahasiswa Unsiq dan masyarakat umum.
Menurutnya, saintifik merupakan bukti kongkrit kontribusi umat Islam kepada dunia. Sejarah penemuan saintifik itu berasal dari Islam. Bahkan Sains barat pun mengambil dari Mesir.
Cendekiawan muslim, filsuf, akademisi, dan pakar filsafat Islam Fahrudin Faiz dalam webinar itu mengatakan, relasi antara sains dan agama dapat memberikan keuntungan. Belajar sains seharusnya bisa digunakan untuk jembatan belajar agama dan sebaliknya agama dapat dijadikan sebagai pembimbing dan pengarah bagi saintifik.
“Relasi antara sains dan agama harus bisa memberi ruang, masukan untuk berdialog, dan berjalan sesuai modenya sendiri agar keduanya bisa mengatasi persoalan secara bersama,” jelas Fahrudin Faiz.
Baca juga:
- BEM Unsiq Wonosobo Gelar Webinar Religiusitas Sains
- Mahasiswa Unsiq Wonosobo Dikenakan Wajib Mondok Selama Setahun
- Kembangkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, IAIN Surakarta Gandeng Unsiq Wonosobo
Narasumber lainnya Founder pemuda tersesat, penulis, pendakwah, dan konten kreator dakwah Islam Habib Husein Ja’far Al-Hadar menambahkan, bahwa tidak perlu adanya perdebatan dan konflik antara agama dan sains.
"Faktanya banyak agamawan yang peduli terhadap sains. Di sisi lain, juga banyak ilmuan yang memegang teguh agamanya," ujarnya.
Mengutip pernyataan Imam Ghozali, dia mengatakan barang siapa yang menolak fakta saintifik maka dia telah melakukan tindakan kriminal terhadap agama yang justru akan melemahkan agamanya.
Sebelumnya presiden BEM Unsiq Chandra Yuda Satria saat mengantar webinar mengatakan, kampus Unsiq harus bisa menjadi ruang intelektual bagi masyarakat khususnya mahasiswa. Selain itu juga harus bisa menumbuhkan kesadaran dan memupuk ruang dialektis keilmuan di dunia akademik.
“Unsiq adalah kampus berbasis pesantren yang harus bisa menumbuhkan kesadaran religiusitas sains dan memupuk ruang dialektis keilmuan di dunia akademik,” pungkasnya.
Penulis: Samsul Huda
Editor: M Ngisom Al-Barony
Terpopuler
1
Insentif Guru Agama Tahun Depan di Jateng Bakal Naik jadi Rp300 M
2
Pesantren Raudlatul Muhibbin Surakarta Hidupkan Kajian Kitab Tasawuf Klasik
3
Wagub Jateng Minta Sudewo tetap ke Kantor agar Pemerintahan tetap Berjalan
4
Masih Dibuka Pendaftaran 10 Program Pelatihan di Spesial Merdeka Pintar dari Kemenag RI
5
Hindari Kekerasan, Pesantren Harus Ciptakan Lingkungan Ramah Anak
6
MWCNU Kutoarjo Purworejo Gelar Lailatul Ijtima’ dan Lantik Tiga Pengurus Ranting NU
Terkini
Lihat Semua