• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 16 Mei 2024

Nasional

Santri Mengglobal Ajak Santri Indonesia Daftar Beasiswa Fulbright ke Amerika

Santri Mengglobal Ajak Santri Indonesia Daftar Beasiswa Fulbright ke Amerika
Salah seorang narasumber, Aziz Awaludin saat webinar. (Foto; Dok)
Salah seorang narasumber, Aziz Awaludin saat webinar. (Foto; Dok)

Semarang, NU Online Jateng
Amerika Serikat masih menjadi negara pilihan untuk belajar bagi masyarakat Indonesia. Selain karena banyak kampus di negeri Paman Sam tersebut yang menduduki ranking universitas teratas dunia, para lulusan Amerika pun dianggap sukses dan mampu berkiprah di sejumlah posisi strategis di tanah air.

 

Sebagai ikhtiar untuk membantu santri Indonesia agar berkesempatan belajar di Amerika, Pada Selasa (12/01) Santri Mengglobal menggelar webinar bertajuk ‘Meraih Impian Ke Amerika Dengan Beasiswa Fulbright’. Webinar yang diselenggarakan melalui Zoom Cloud Meeting ini menghadirkan dua pembicara penerima dan kandidat penerima beasiswa Fulbright untuk belajar di Amerika Serikat, Muhammad Taqiyuddin dan Aziz Awaludin.

 

Dito Alif Pratama, pendiri sekaligus Pembina Yayasan Santri Mengglobal Nusantara, mengungkapkan, acara mentoring seperti ini akan dilaksanakan setiap bulan dengan negara tujuan berbeda. Hal ini dianggap penting karena dikotomi disiplin ilmu tempat belajar di luar negeri bagi santri masih mengakar kuat di mindset masyarakat.

 

"Anggapan bahwa santri hanya bisa melanjutkan studi ke Timur Tengah tidaklah benar. Santri Indonesia juga bisa melanjutkan studi ke negara barat dan banyak negara lainnya di berbagai penjuru dunia dengan beragam program studi yang tersedia," katanya.

 

Webinar diawali dengan pemaparan materi dari Aziz Awaludin, kandidat penerima Beasiswa Studi Doktor Fulbright Scholarship. Ia memberikan stimulus kepada peserta mentoring online dengan pertanyaan 'Mengapa Santri Harus Belajar di Luar Negeri?'.

 

Pertanyaan ini dijawabnya dengan berbagi sebuah pengalaman. Ia beranggapan bahwa seseorang yang pergi ke luar negeri sedang mengetuk pintu khusus untuk menggapai sukses. Diharapkan para santri yang belajar di luar negeri juga akan mampu menggapai kesuksesan di kemudian hari. 

 

Ia juga bercerita bahwa kesan pertama melihat dunia adalah negara lain yang dikunjunginya ‘lebih terang’ daripada negara sendiri, baik tata letak kotanya maupun kemajuan peradabannya, dan kita bisa mempelajari hal itu untuk dijadikan oleh-oleh dan diterapkan di negara kita, Indonesia.

 

Fulbright adalah program beasiswa yang kompetisi dan sistem seleksinya sangatlah ketat. Beasiswa ini menuntut para kandidatnya untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya dan menyiapkan segala persyaratan sedini mungkin. "Butuh perjalanan panjang dan persiapan matang, terutama dalam berbahasa Inggris," ungkap Aziz.

 

Materi selanjutnya disampaikan oleh Muhammad Taqiyuddin, Candidate Master of Arts (MA) in Mathematics Education, University of Georgia. Pembicara kedua ini banyak mengulas seputar fasilitas beasiswa Fulbright dan keunggulan beasiswa ini daripada beasiswa lainnya. 

 

Lebih jauh lagi Taqiyuddin mengingatkan peserta webinar untuk menghindari kebiasaan menulis tanpa merevisi, karena menurutnya dalam setiap proses menulis berkas pendaftaran beasiswa, baik CV, motivation statement, dan lainnya perlu untuk juga melakukan beberapa kali revisi demi hasil yang baik. 

 

"Kalau punya prestasi cantumkan saja, ceritakan saja pengalaman semasa hidup. Intinya persiapkan dengan matang, jangan takut gagal. Asalkan kalian tahu tujuan kalian mau ngapain di luar negeri, insya Allah berhasil," pesannya sebelum menutup diskusi tersebut.

 

Penulis: Ahmad Hanan

Editor: Hasan Fauzy


Nasional Terbaru