• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 27 April 2024

Nasional

Sahur Keliling, Nyai Sinta Nuriyah Ajak Masyarakat Rawat Keberagaman dan Jaga Keutuhan Bangsa

Sahur Keliling, Nyai Sinta Nuriyah Ajak Masyarakat Rawat Keberagaman dan Jaga Keutuhan Bangsa
Kegiatan sahur bersama Hj Sinta Nuriyah Wahid di Kebumen (Foto: NU Online Jateng/Syarif Hidayat)
Kegiatan sahur bersama Hj Sinta Nuriyah Wahid di Kebumen (Foto: NU Online Jateng/Syarif Hidayat)

Kebumen, NU Online Jateng 
Nyai Hj Shinta Nuriyah istri mendiang Presiden ke-4 Republik Indonesia KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur mengajak warga Kebumen untuk turut berperan aktif dalam merawat keberagaman dan keutuhan bangsa. 


"Kita di Indonesia ini terdiri dari berbagai macam suku dan agama yang berbeda-beda. Ada Jawa, Sunda, Batak, dan lain sebagainya. Ada Islam, Hindu, Kristen Protestan, Katolik, dan lainnya. Oleh karena itu mari kita rawat keberagaman ini sebagai salah satu bentuk dalam menjaga keutuhan Indonesia," kata Nyai Shinta Nuriyah.


Hal itu disampaikan dalam acara sahur bersama di Joglo Rumah Inklusif, Desa Kembaran, Kecamatan Kebumen, Selasa (19/3/2024) dini hari. Selain umat muslim, sahur bersama juga dihadiri oleh segenap pemuka agama lintas iman yang ada di Kebumen.


Mantan ibu negara itu juga mengingatkan pentingnya gotong royong, saling menghormati dan menghargai sesama anak bangsa.


"Kita harus saling menghargai, menghormati dan gotong royong. Karena kita itu satu, saling bersaudara. Jangan saling bercerai berai. Kita harus menjaga kesatuan dan persatuan bangsa," ajak ibu dari empat anak Gus Dur itu, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Satu Nusa Satu Bangsa.


Kepada komunitas dan keluarga difabel, penerima gelar doktor kehormatan atau Honoris Causa (HC) bidang Sosiologi Agama dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta itu berpesan agar senantiasa sabar dan tabah dalam menjalani kehidupan.
 


"Saya tahu ini ujian yang sangat berat. Saya berharap semua ini diterima dengan tulus, ikhlas dan meminta kepada Allah agar diberi kekuatan untuk menjalani kehidupan. Jangan ndresulo (menggurutu), jangan marah-marah. Allah SWT pasti punya maksud baik dibalik semua ini," imbaunya.


Dirinya juga meminta kepada para pemuka agama, pejabat pemerintah, dan warga Kebumen umumnya agar selalu memberikan dukungan baik moril maupun materiil kepada para penyandang difabel yang ada di Kebumen. "Bukan disingkiri, dihindari, tapi mereka ini harus kita berikan perhatian moril dan materiil," ajaknya.


Founder Rumah Inklusif Kebumen Mun'inatul Khoiriyah mengucapkan terimakasih yang sebesar-besar atas kehadiran istri mendiang Gus Dur itu. Ia mengaku bahkan sebelumnya tidak pernah membayangkan adanya kesempatan tersebut.


"Dinamika di Joglo Rumah Inklusif yang pada kesempatan kali ini digunakan sebagai tempat acara banyak digunakan keluarga difabel berkumpul untuk saling menguatkan satu sama lain sekaligus berkreasi dan berkarya untuk berdaya bersama-sama," terangnya.


Salah satu karya keluarga difabel lanjutnya, yakni Batik Pegon yang pada kesempatan tersebut dipamerkan melalui fashion show oleh para model pemeran dari keluarga difabel didepan istri presiden ke-4 RI itu. Batik Pegon sendiri merupakan batik cap yang coraknya menceritakan kehidupan keluarga difabel, kekayaan tradisi, dan kearifan lokal.


"Disinilah kami para keluarga difabel berkumpul untuk saling menguatkan satu sama lain. Sebelumnya kami bahkan tidak pernah membayangkan ibu Nyai Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid berkenan untuk berkunjung kemari. Terimakasih banyak, sungguh bagi kami ini semua luar biasa," pungkasnya. 


Pada acara yang juga dihadiri oleh sejumlah komunitas dan keluarga difabel, jajaran PCNU Kebumen, mahasiswa IAINU Kebumen, PC GP Ansor dan Banser, IPNU-IPPNU, PMII, Fatayat dan Muslimat NU, serta masyarakat Kebumen.


Kontributor: Syarif Hidayat


Nasional Terbaru