• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 25 April 2024

Nasional

Rais PBNU Kiai Subhan Kisahkan Keanehan 'Ngaji' Kepada Abah Dimyati

Rais PBNU Kiai Subhan Kisahkan Keanehan 'Ngaji' Kepada Abah Dimyati
Rais PBNU KH Subhan Makmun di acara peringatan 40 hari wafatnya Kiai Dimyati Rois Kaliwungu Kendal (Foto: NU Online Jateng/Zaim Ahya)
Rais PBNU KH Subhan Makmun di acara peringatan 40 hari wafatnya Kiai Dimyati Rois Kaliwungu Kendal (Foto: NU Online Jateng/Zaim Ahya)

Kendal, NU Online Jateng
Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Subhan Makmun Brebes kisahkan kenangan mengaji kitab Fathul Wahab kepada Abah Dimyati di peringatan 40 hari wafatnya KH Dimyati Rois Kaliwungu, Kendal pada Kamis (21/7/2022) malam.


"Tahun 1984 bulan Rabiul Awal Abah Dim membaca Fathul Wahab. Sempat libur tiga hari karena Muktamar di Situbondo," tutur Kiai Subhan.


Disampaikan, sebelum mengaji kepada Abah Dim, terlebih dahulu Kiai Subhan memberi makna kitabnya menggunakan pensil. Niatnya, jika nanti saat mengaji dengan Abah Dim, makna tersebut akan dihapus dan dibetulkan sesuai dengan makna dari Abah Dim. 


"Namun setelah Abah Dim membaca kitab sampai beberapa lembar, makna dari Kiai Subhan tak ada yang berbeda. Karena itu, akhirnya Kiai Subhan memutuskan untuk pulang, tanpa izin Abah Dim terlebih dahulu. Ternyata maknanya sama, tidak berbeda," ujarnya mengenang.
 

Kiai Subhan pun bersiap pulang, dan sudah berada di jalan memakai celana. Namun tiba-tiba kisah Kiai Subhan, dari kejauhan Abah Dimyati dengan mengendarai vespa memanggil Kiai Subhan. "Mau kemana kamu?" Kata Kiai Subhan menirukan Abah Dim. 


Kiai Subhan pun kaget dan tak menyangka Abah Dim tahu dirinya akan pulang. Dan yang aneh lagi, ketika Kiai Subhan kembali, didapatinya Abah Dim sedang membacakan kitab. "Lah, tadi itu siapa yang memanggil saya," kata  Kiai Subhan. 


Lalu, Kiai Subhan duduk di tangga yang dulu menggunakan lempeng. Tiba-tiba Abah Dim menepuknya dari belakang. "Tadi mau kemana, hanya mau mencoba (ngetes)? Sana kembali," kata Abah Dim sebagaimana diceritakan Kiai Subhan.


Kiai Subhan pun meminta maaf kepada Abah Dim, dan mengikuti pengajian kitab Abah Dim. "Alhamdulillah, khatamnya malam hari raya, jam 3 malam," kata Kiai Subhan mengenang. 


Selain itu, Kiai Subhan juga mengisahkan bahwa dalam membacakan kitab kuning Abah Dim kadang menyelipkan bahasa Inggris dan China. Kiai Subhan juga mengisahkan bahwa Abah Dim akan kembali masuk ke dalam rumah jika melihat jumlah santri yang hendak mengaji banyak. 


"Sampai dua jam tidak mulai. Jadi Abah mengaji tidak merasa bangga santrinya banyak. Justru Abah menutup tidak ingin tahu santrinya banyak. Beda dengan saya, kalau santri yang mau mengaji banyak saya bangga, kalau sedikit sungkan (tak semangat)," lanjut Kiai Subhan.


Dalam kesempatan peringatan 40 hari Abah Dimyati, Kiai Subhan juga mendoakan putra-putri Abah Dim bisa melanjutkan perjuangan Abah Dim. "Insya Allah ilmunya Abah Dim nyambung, orang saleh akan dijaga oleh Allah. Keturunannya sampai tujuh akan dijaga oleh Allah keselamatan dan kesalehahnnya," jelas Kiai Subhan dengan mengutip sebuah riawat.


Pengasuh Pesantren Lirboyo Kediri KH Kafabihi Mahrus mengatakan, KH Dimyati Rois (Abah Dim) merupakan kiai yang sangat peduli dengan umat. Orang-orang kelas tinggi itu rahasianya peduli kepada orang lain, seperti Nabi Muhammad kelak di padang mahsyar yang sangat peduli dengan umatnya.


"Prinsipnya beliau itu mendahulukan orang lain. Ketika di padang mahsyar para nabi mengucapkan nafsi, sedangkan Kanjeng Nabi mengucapkan ummati ummati," tandas Kiai Kafabihi.


Kontributor: Zaim Ahya


Nasional Terbaru