• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Rabu, 24 April 2024

Regional

Kiai Kafabihi Lirboyo: Abah Dim itu Sangat Peduli dengan Umat

Kiai Kafabihi Lirboyo: Abah Dim itu Sangat Peduli dengan Umat
Peringatan 40 hari wafatnya KH Diyati Rois Kaliwungu, Kendal (Foto: NU Online Jateng/Zaim Ahya)
Peringatan 40 hari wafatnya KH Diyati Rois Kaliwungu, Kendal (Foto: NU Online Jateng/Zaim Ahya)

Kendal, NU Online Jateng
KH Dimyati Rois (Abah Dim) merupakan kiai yang sangat peduli dengan umat. Orang-orang kelas tinggi itu rahasianya peduli kepada orang lain, seperti Nabi Muhammad kelak di padang mahsyar yang sangat peduli dengan umatnya.


"Prinsipnya beliau itu mendahulukan orang lain. Ketika di padang mahsyar para nabi mengucapkan nafsi, sedangkan Kanjeng Nabi mengucapkan ummati ummati," jelas Kiai Kafabihi.


Hal ini disampaikan oleh Pengasuh pesantren Lirboyo, Kediri, Jatim KH Abdullah Kafabihi Mahrus di acara peringatan 40 hari wafatnya KH Dimyati Rois Kaliwungu Kendal, pada Kamis (21/7/22) malam.


KH Subhan Makmun Brebes yang juga hadir dalam acara mengisahkan bahwa Abah Dim pernah menasehati seseorang untuk tidak iri terhadap anugerah Allah kepada orang lain.

"Fadlole Gusti Allah ora keno diireni," kata Kiai Subhan Makmun menirukan Abah Dim yang dalam bahasa Indonesia kira-kira berarti 'Anugerah dari Allah tidak boleh kita iri'.


Salah satu putra Mbah Dim  KH Alamuddin Dimyati Rois menceritakan, Pesantren Alfadllu wal Fadllilah yang didirikan oleh Abah Dimyati Rois memiliki keistimewaan yang luar biasa. 


keistimewaan yang pertama dari Pesantren Alfadllu wal Fadllilah adalah pembebasan lahan yang menggunakan uang pribadi Abah Dim. Tidak ada yang dari infaq maupun waqaf. Semua tanah yang dibeli untuk Pesantren Alfadllu wal Fadllilah dari uang pribadi Abah," terangnya. 


Menurut Gus Alam, kehati-hatian Abah Dim tersebut tak lain merupakan ikhtiar supaya santri-santrinya berguna dan bermanfat. Keistimewaan yang kedua, Pesantren Alfadllu wal Fadllilah dibangun oleh Abah Dim dari uang pribadi. "Tidak ada yang dari bantuan orang, tidak ada dari APBN, apalagi dari APBD, tidak sama sekali," jelasnya. 


Sedangkan keistimewaan yang ketiga, kata Gus Alam, pembangunan Pesantren Alfadllu wal Fadllilah dikerjakan oleh santri-santri, tidak ada tukang dari luar.

"Bukan berarti Abah tidak mampu membayar tukang. Abah mampu, tapi Abah menjaga kemurnian dan kesucian pendirian Pesantren Alfadllu wal Fadlillah," tutur Gus Alam yang juga menjabat sebagai anggota DPR-RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). 


Kontributor: Zaim Ahya


Regional Terbaru