• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Minggu, 5 Mei 2024

Nasional

Peneliti UI: Walisongo Bukan Utusan Khilafah Utsmaniyah

Peneliti UI: Walisongo Bukan Utusan Khilafah Utsmaniyah
Masjid Agung Demak, salah satu peninggalan di era Walisongo. (Foto: istimewa)
Masjid Agung Demak, salah satu peninggalan di era Walisongo. (Foto: istimewa)

Semarang, NU Online Jateng

Penyebar agama Islam di bumi Nusantara tidak dapat dilepaskan dengan kiprah dan perjuangan Walisongo pada abad ke-15. Banyak perdebatan di kalangan sejarawan dan cendekiawan soal kedatangan mereka ke nusantara. Beberapa teori mengatakan perihal asal muasal datangnya para wali, salah satunya teori yang menyebutkan bahwa Walisongo itu diutus oleh penguasa Ottoman Empire di Turki. Namun, pernyataan ini dianggap tidak relevan karena tidak sesuai dengan kronologi sejarah yang ada.


Sanggahan terkait teori Walisongo merupakan utusan dari Turki tersebut disampaikan oleh Wakil Kepala Riset dan Kajian di Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam (PKTTI) Universitas Indonesia, Zacky Khairul Umam saat menyampaikan materi Diskusi Ramadhan di Kantor YPK eLSA Semarang. Selasa, (27/4).


Menurutnya anggapan eks kelompok Hizbut Tahrir misalnya soal Walisongo adalah utusan Turki Utsmani tidak sesuai dengan naskah-naskah yang beredar saat ini.


“Banyak dari tahun 2010-an ke sini banyak wacana terkait Walisongo. Misalnya yang kemudian tersebar ke Hizbut Tahrir bahwa Walisongo itu dikirim oleh Khilafah Utsmani padahal Utsmani sebelum tahun 1453 belum diltaklukkan. Itu kan masih semacam kesultanan kecil belum menguasai regional,” kata lulusan sastra Arab Universitas Indonesia ini.


Mahasiswa Freire Universitas Berlin, Jerman itu menceritakan perjalanannya waktu di Istanbul, ia melihat naskah-naskah dan manuskrip soal perkembangan Islam di nusantara dengan kekuasaan Turki Utsmani tidak ada keterkaitan.


Sebagian orang yang menganggap Walisongo adalah utusan dari Utsmani mereka mengambil referensi pada teks yang dituliskan Ibnu Khaldun. Sedangkan menurut Zacky secara kronologis tidak masuk sebab Ibnu Khaldun sudah wafat sejak dulu.


“Pada masa Sultan Fatih pertama kalau dikaitkan dengan awal Islam abad 15 dari segi manuskrip waktu saya masih di Istanbul relatif tidak ada keterkaitan. Orang yang mengatakan ada keterkaitan antara Walisongo dengan dunia Utsmani saat itu melalui teks yang ditulis Ibnu Khaldun, sementara Ibnu Khaldun sudah meninggal dan apabila dikaitkan secara kronologis tidak nyambung,” ungkap penulis buku Renungan Pemikir Muslim Dunia itu.


Berangkat dari penjelasan ini, ia berpesan untuk berhati-hati dalam pengambilan sumber-sumber sejarah dan juga perlu menelusuri semua jejak kronologi yang terjadi. Zacky mengatakan perjalanan Islam ke Nusantara bukan hanya pergulatan anatara Timur Tengah dan nusantara saja, melainkan ada cerita dan pertemuan divsetiap perjalanan.


“Harus hati-hati dalam memahami tentang gairah kita soal Islam Nusantara yang sekarang sedang menggelora tapi juga secara histori kita harus bersikap kritis pada sumber-sumber kesejarahan,” pungkas pemikir kelahiran Brebes itu.


Kontributor: Abdullah Faiz

Editor: Ajie Najmuddin


Nasional Terbaru