Nasional

Libur Hari Natal dan Tahun Baru Terancam Terjadi Cuaca Ekstrem 

Jumat, 6 Desember 2024 | 14:00 WIB

Libur Hari Natal dan Tahun Baru Terancam Terjadi Cuaca Ekstrem 

Ilustrasi Pantai (Foto: Lukman?NUO)

Semarang, NU Online Jateng 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau kepada masyarakat untuk memantau informasi sebelum bepergian pada libur Hari Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Hal tersebut dikarenakan BMKG telah memprediksi akan terjadinya cuaca ekstrem berpotensi menganggu kelancaran arus transportasi seluruh moda.


"Seperti kata pepatah, sedia payung sebelum hujan, maka dari itu kami meminta masyarakat untuk terus memantau prakiraan cuaca melalui aplikasi Info BMKG yang selalu diperbarui secara berkala. Peringatan dini cuaca akan disampaikan, sepekan dan diulang tiga hari sebelum kejadian, bahkan hingga tiga jam sebelum kejadian cuaca ekstrem," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Jakarta, Kamis (4/12/2024), dikutip dari siaran pers laman resminya.

 


Berdasarkan survey yang dilakukan Kementerian Perhubungan yang dikutip dari laman resminya. Diprediksi sejumlah 110,67 juta orang akan melakukan perjalanan musim libur Hari Natal dan Tahun Baru 2024/2025. Mayoritas dari mereka menggunakan kendaraan pribadi berupa mobil dan motor, sehingga sangat rentan menghadapi cuaca ekstrem dalam perjalanannya.

 


Dwikorita menjelaskan, pada Maret sampai April 2025 diprediksi terjadi cuaca ekstrem, yang dipengaruhi oleh fenomena La Nina Lemah yang dapat meningkatkan curah hujan sebesar 20 persen. Di samping itu, potensi Cold Surge atau serukan udara dingin dan dinamika atmosfer seperti Madden-Julian Oscillatuon (MJO) yang bergerak dari daratan Asia atau Siberia menuju wilayah Barat Indonesia diproyeksikan aktif selama Hari Natal dan Tahun Baru.

 


Fenomena keduanya memiliki potensi meningkatkan intensitas dan volume curah hujan di berbagai wilayah Indonesia, walaupun dampak dan skalanya memerlukan pemantauan oleh BMKG secara berkelanjutan. Lanjut Dwikorita, pihaknya akan terus memantau kondisi cuaca secara cermat dan menyampaikan informasi terkini guna menggerakkan antisipatif untuk mengurangi risiko di lapangan.

 

"Update informasi cuaca berkala diperlukan sebagai bentuk preventif guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan selama perjalanan keluar kota maupun saat mengunjungi berbagai destinasi wisata. Di musim penghujan seperti sekarang ini sangat rawan terjadi bencana hidrometeorologi," tuturnya.