• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 26 April 2024

Nasional

Kemenag: Pesantren Berpotensi Menjadi Penggerak Peradaban

Kemenag: Pesantren Berpotensi Menjadi Penggerak Peradaban
Kegitan seminar nasional oleh Asosiasi Dosen Pergerakan di Unwahas Semarang (Foto: NU Online Jateng/Samsul Huda)
Kegitan seminar nasional oleh Asosiasi Dosen Pergerakan di Unwahas Semarang (Foto: NU Online Jateng/Samsul Huda)

Semarang, NU Online Jateng
Melalui berbagai aktivitas pendidikan yang digeluti selama di pesantren, santri yang tersebar di berbagai penjuru di tanah air berpotensi menjadi penggerak peradaban.


Plt Direktur Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam ( Diktis) Direktorat Jendral (Dirjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama (Kemenag) RI Syafi'i mengatakan, peradaban dapat digerakkan melalui jalur pendidikan.


"Saat ini sedikitnya terdapat sejumlah 1,2 juta orang  generasi muda Islam yang sebagian santri berstatus mahasiswa dan sedang menempuh studi di berbagai jurusan atau program studi yang dikelola perguruan tinggi Islam negeri maupun swasta, mereka berperan dalam menggerakkan peradaban," kata Syafi'i di Semarang 


Hal itu disampaikan dalam Seminar Nasional bertema 'Mahasantri Penggerak Peradaban' yang diselenggarakan Pengurus Pusat (PP) Asosiasi Dosen Pergerakan (ADP) di kampus II Universitas Wahid Hasyim (Unwahas)  Semarang, Selasa (6/12/2022).


Dikatakan, sejumlah 1,2 juta lebih mahasiswa itu menjalani kuliah di 58 PTKIN dan 800 perguruan tinggi  swasta yang mengelola program studi keislaman, ini potensi tidak kecil yang dapat mendinamisir peradaban.
 

"Saat ini bisa dibilang masa keemasan bagi para santri yang sedang menikmati mobilitas vertikal yang luar biasa dan mereka menjadi bagian penting dari sebuah kekuatan penggerak peradaban," ucapnya.





Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Asosiasi Dosen Pergerakan (ADP) Prof KH Abdurrahman Mas'ud menjelaskan, selain santri sosok kiai baik yang memimpin pesantren maupun yang tidak, menjadi faktor penting dalam menggerakkan peradaban.


Di beberapa daerah lanjutnya, ada sejumlah kiai tanpa pesantren (KTP) yang memiliki pengaruh besar di mata santri dan masyarakat. Sosok kiai seperti ini sejatinya punya santri,  hanya saja santrinya tidak diasramakan.


"Santrinya ya masyarakat itu sendiri yang menjadikan KTP tadi sebagai rujukan berkonsultasi sebelum  melakukan berbagai hal, terhadap figur yang seperti ini para pegiat ADP jangan sampai lepas perhatian," ungkapnya.


Dia menambahkan, KTP yang berada di tengah-tengah masyarakat ada juga melakukan aktivitas sebagaimana kiai di pesantren, yakni setiap hari ngajar ngaji kepada santri dan masyarakat.


Rektor Unwahas Prof KH Mudzakir Ali menyampaikan, sebagian mahasiswa Unwahas menyandang predikat sebagai santri, karena saat menjalani kuliah mereka nyantri di pesantren luhur Wahid Hasyim. "Mereka juga menjadi bagian dari kekuatan penggerak peradaban bersama komunitas dan elemen bangsa yang lain,"pungkasnya.


Penulis: Samsul Huda


Nasional Terbaru