• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 9 Mei 2024

Nasional

Gus Rozin: RMINU Tak Pernah Berhenti Hadapi Pandemi Covid-19

Gus Rozin: RMINU Tak Pernah Berhenti Hadapi Pandemi Covid-19
Ketua Umum PP RMINU KH Abdul Ghofarrozin (tengah) Foto: NU Online Jateng/Mukhamad Zulfa)
Ketua Umum PP RMINU KH Abdul Ghofarrozin (tengah) Foto: NU Online Jateng/Mukhamad Zulfa)

Semarang, NU Online Jateng

Pengurus Pusat (PP) Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) prihatin dengan pandemi Covid-19 yang belum reda di masyarakat. Upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan. Satuan Kerja Covid-19 RMI PBNU tak berhenti untuk bergerak memberikan sosialisasi, webinar, hingga bertemu dengan pesantren untuk selalu waspada terhadap pandemi ini. 

 

"Mulai Februari hingga hari ini, Ahad (29/11) ada 168 kiai/bu nyai telah meninggal terindikasi Covid-19. Tahun kemarin di bawah hanya 38," papar Ktua PP RMINU KH Abdul Ghofarrozin (akrab disapa Gus Rozin).  

 

Hal ini disampaikan di Institut Pesantren Mathaliul Falah (Ipmafa) Pati dalam rangka 'Sosialisasi Biaya Operasional Pendidikan (BOP) Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Islam' pada masa pandemi Covid-19 tahun anggaran 2020. 

 

Data tersebut jelasnya, berdasarkan informasi yang dikumpulkan PP RMINU. "Bahkan hingga kini korban terus berjatuhan di lingkungan pesantren," jelasnya. 

 

Gus Rozin mengungkapkan, penganggaran seperti ini sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap pesantren harus terus dilanjutkan. BOP pesantren menjadi bantuan yang ditujukan untuk operasional pesantren selama pandemi, serta menguatkan protokol kesehatan yang ada dalam pesantren. Pembiayaan ini meringankan pesantren dalam menghadapi wabah yang sedang terjadi. 

 

“Ke depan kedudukan pesantren harus lebih kuat lagi,” tambah Gus Rozin.

 

Hubungan yang baik antara negara dan pesantren adalah partnership. Pola kemitraan dua-duanya harus sama paham. Dalam hal ini Kementerian Agama harus paham pesantren. Begitu pula pesantren harus paham akan birokrasi negara. 

 

"Pendekatan yuridis formal pada pesantren semakin menjauhkan Kemenag dan pesantren, perlu pendekatan sosiologis yang harus dilakukan," pungkasnya. 

 

Kepada NU Online Jateng, Selasa (1/12) Pengurus PW RMINU Jateng KH Abu Choir menjelaskan, hampir tiap hari mendapatkan info Covid-19 dari pesantren di Jateng. Pihaknya mengaku prihatin atas musibah ini. Tidak hanya santri yang terdampak, namun kiai dan bu Nyai sebagai salah satu tulang punggung utama pesantren juga terpengaruh. 

 

“Kami selalu berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menanggulangi dan menghentikan laju penularan Covid-19 ini,” ucap Gus Abu Choir. 

 

Selain itu, akhir tahun ini setidaknya terdapat 2 PMA dan 1 Perpres yang merupakan turunan Undang Undang nomor 18 tahun 2019 tentang Pesantren. 

 

Kontributor: Mukhamad Zulfa
Editor: M Ngisom Al-Barony


Nasional Terbaru