Gus Rozin: Pentingnya Kontrol dari Masyarakat, Agar Kebijakan Negara Maslahat untuk Umat
Sabtu, 7 Desember 2024 | 11:30 WIB
Ajie Najmuddin
Penulis
Surakarta, NU Online Jateng
Gagasan NU sebagai civil society (masyarakat madani) pernah menjadi percakapan penting pada era kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), sehingga tagline 'menghidupkan Gus Dur', berarti juga memperkuat NU sebagai civil society.
Hal tersebut disampaikan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng, KH Abdul Ghaffar Rozin (Gus Rozin), pada pembukaan Muktamar Ilmu Pengetahuan ke-2 tahun 2024 yang diselenggarakan Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) di Auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, pada Sabtu (7/12/2024).
"Konteks yang dihadapi Gus Dur saat itu, dengan saat ini tentu berbeda, sehingga perlu penyesuaian-penyesuaian gagasan dan gerakan, namun dengan tetap gagasan utama: memberi keseimbangan kepada negara dan memberdayakan masyarakat," terang Gus Rozin.
Menurut Pengasuh Pesantren Maslakhul Huda Kajen, Margoyoso, Kabupaten Pati tersebut, keseimbangan kepada negara ini diperlukan sebagai kontrol agar kebijakan negara semakin maslahat untuk umat. "Karena itu, pelibatan NU dalam perumusan kebijakan negara menjadi hal yang sangat penting," ujarnya.
Dijelaskan Gus Rozin, civil society adalah organisasi non-pemerintah atau kelompok otonom yang berhadapan dengan negara yang berfungsi sebagai check and balance terhadap kebijakan pemerintah. Masyarakat madani juga berfungsi sebagai kontrol sosial.
Pada mulanya, konsep civil society lahir karena munculnya dominasi dan otoritarianisme kekuasaan. Namun dalam konteks saat ini, civil society dapat kita maknai sebagai masyarakat madani sebagaimana yang dibangun oleh Nabi Muhammad, konstruksi masyarakat yang egaliter, partisipatif, memiliki persamaan di hadapan hukum, masyarakat yang berdaya secara ekonomi sehingga tidak selalu 'bergantung' kepada negara.
"Keberhasilan Indonesia melewati berbagai krisis, termasuk juga menghadapi covid-19, oleh para ekonom, bukan semata-mata keberhasilan negara, tetapi juga karena kekuatan sektor non-formal dan masyarakat sipil. Di sini NU memiliki peran yang besar," tegasnya.
Perhelatan Muktamar Ilmu Pengetahuan ke-2 tahun 2024 akan menghadirkan sejumlah tokoh ternama sebagai narasumber, di antaranya adalah KH Ulil Abshar Abdalla (Ketua PBNU), KH M Imam Aziz (Majelis Masyayikh PP Bumi Cendekia), H Savic Ali (Ketua PBNU), dan KH Hairus Salim (Yayasan LKIS) dan dimoderatori oleh Ali Formen dari Universitas Negeri Semarang (UNNES).
Ketua Lakpesdam NU Jawa Tengah, M Zainal Anwar, menekankan bahwa kehadiran para narasumber ini diharapkan mampu memberikan wawasan mendalam tentang potensi dan tantangan NU di era saat ini.
“Kami ingin acara ini menjadi pendorong lahirnya ide-ide besar yang relevan dalam menjawab tantangan zaman mendatang. Juga untuk menyelaraskan gerak dari Lakpesdam di berbagai kota dan kabupaten di Jawa Tengah,” ujar Zainal Anwar.
Acara pembukaan dihadiri Rais PWNU Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh, Rektor UNS Prof Hartono, Lembaga di lingkup PWNU Jateng, PCNU dan Pengurus Cabang Lakpesdam NU se Jawa Tengah, dan lain-lain.
Terpopuler
1
Amalan yang Dilakukan pada Malam Nisfu Sya’ban
2
Doa Mustajab di Malam Nisfu Sya’ban yang Dibaca Syekh Abdul Qadir Al-Jilani
3
Muslimat NU Rayakan Nisfu Syaban di Kongres Ke-18 dengan Pemberian Ijazah Amalan
4
Ketua Baru PR GP Ansor Karangasem Tegal Terpilih, Siap Wujudkan Pemuda Maju dan Berkhidmat
5
Mba Ela: Mengabdi, Berprestasi, dan Berbakti di Tengah Keterbatasan
6
Lakmud PAC IPNU-IPPNU Gebog: Bangun Kontinuitas Trilogi untuk Gebog Berdedikasi
Terkini
Lihat Semua