Khutbah Jumat: Menjemput Kedamaian dan Kemuliaan di Bulan Syawal
Kamis, 24 April 2025 | 13:00 WIB
Bulan Syawal hadir sebagai momentum suci untuk menjemput kedamaian dan kemuliaan setelah melewati perjuangan spiritual di bulan Ramadhan. Di bulan ini, kita diajak untuk merajut kembali tali silaturahim yang sempat renggang, memperkuat ukhuwah, serta menebar kasih sayang kepada sesama.
Naskah teks Khutbah Jumat berikut ini berjudul “Khutbah Jumat: Menjemput Kedamaian dan Kemuliaan di Bulan Syawal”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ للهِ حَمْداً يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِحَلَالِ وَجْهِكَ الكَرِيم وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ، سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أَحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِك. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَه,
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَصَفِيَّهُ وَخَلِيْلُه. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمَ كُلّهِ بَشِيراً وَنَذِيراً.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ, صَلَاةً وَسَلَاماً دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ : فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الكريم : وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُواۗ اَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللهُ لَكُمْۚ وَاللهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Ma’asyiral muslimin, Jamaah shalat Jumat ajarakumullah,
Pada siang yang penuh berkah ini, khatib mengajak seluruh jamaah, termasuk diri khatib sendiri, untuk terus menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Ta'ala.
Ketakwaan adalah pondasi utama dalam kehidupan seorang Muslim, yang tercermin bukan hanya dalam ucapan, tetapi juga dalam tindakan nyata yang sesuai dengan tuntunan-Nya.
Para ulama mendefinisikan takwa sebagai komitmen untuk menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya dengan hati yang tulus dan penuh kesadaran.
Taqwa bukan sekadar kewajiban, melainkan sebuah jalan yang membawa kita lebih dekat kepada Allah, mengarahkan kita untuk hidup dalam keberkahan dan petunjuk-Nya.
Semoga dengan ketakwaan yang senantiasa kita pelihara dan tingkatkan, kita semakin mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala, meraih ampunan-Nya, dan mendapatkan kemuliaan baik di dunia maupun di akhirat.
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah,
Bulan syawal menjadi kesempatan berharga untuk saling memaafkan. Walaupun meminta dan memberi maaf bukan hanya dilakukan di hari ini, momen ini tetap menjadi waktu yang istimewa bagi kita untuk saling mengikhlaskan kesalahan, baik kepada keluarga, tetangga, sahabat, maupun siapa saja atas kekhilafan yang pernah terjadi, baik disengaja maupun tidak.
Meminta dan memberi maaf adalah cerminan sikap yang menunjukkan kesediaan untuk mengakui kesalahan serta memberikan pengampunan, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Memaafkan berarti melapangkan hati untuk melepaskan dendam dan kebencian terhadap mereka yang telah berbuat salah, sekaligus membuka peluang untuk memperbaiki hubungan yang sempat renggang.
Sikap ini tidak hanya meringankan beban emosional, tetapi juga membantu menghilangkan perasaan negatif seperti kemarahan, kesedihan, dan kebencian, sehingga hati menjadi lebih tenteram, bahagia, dan stabil secara emosional. Dengan memaafkan, luka batin pun dapat terobati tanpa harus terjebak dalam dendam yang berlarut- larut.
Islam mengajarkan umatnya untuk selalu mengutamakan saling memaafkan. Bagi mereka yang telah berbuat salah, Islam mendorong agar mereka memiliki keberanian dan ketulusan hati untuk meminta maaf dengan penyesalan yang dalam, sementara bagi mereka yang merasa disakiti, dianjurkan untuk membuka hati dan memberi maaf dengan lapang dada.
Memaafkan bukan hanya bentuk kasih sayang dan penghargaan terhadap sesama, tetapi juga merupakan cara untuk menjaga keharmonisan dan kedamaian dalam hubungan antar manusia
Allah Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an, surat An-Nur ayat 22, yang menekankan pentingnya sikap pemaaf sebagai bagian dari akhlak yang mulia.
Ayat ini mengajarkan bahwa memaafkan tidak hanya mendatangkan kebaikan dalam hubungan sosial, tetapi juga merupakan jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Setiap tindakan memaafkan yang kita lakukan adalah sebuah amal yang mendatangkan ridha-Nya serta memberi kesempatan bagi kita untuk mendapatkan ampunan-Nya.
وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا اَلَا تُحِبُّونَ اَنْ يَغْفِرَ الله لَكُمْ وَاللهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ.
Artinya, "Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS An-Nur:22).
Ayat tersebut dengan jelas mengajak kita untuk saling memaafkan dan mengingatkan bahwa ketika kita enggan memberi maaf, kita seharusnya bertanya pada diri sendiri.
Bukankah jika kita berada di posisi mereka, kita juga sangat mengharapkan pintu maaf terbuka? Bukankah Allah Ta'ala Maha pengampun terhadap hamba-hamba-Nya? Lalu, mengapa kita masih enggan memaafkan kesalahan orang lain terhadap kita? Padahal, kita hanyalah hamba Allah yang Maha Pemurah dalam memberi ampunan.
Dalam tafsirnya, Syekh Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan bahwa seorang mukmin dianjurkan untuk memiliki sifat pemaaf sebagaimana sifat Allah yang Maha Pengampun. Dengan demikian, ia pun akan lebih mudah memaafkan kesalahan orang lain.
Memaafkan adalah cerminan dari harapan bahwa jika seseorang berdosa, Allah akan mengampuni dosa-dosanya Maka, sepatutnya kita juga memberi maaf kepada mereka yang bersalah kepada kita.
Rasulullah saw juga bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh At-Thabrani dari Jarir: "Siapa pun yang tidak menunjukkan belas kasihan, maka ia pun tidak akan mendapatkan belas kasihan." (Syekh Wahbah Az-Zuhaili, dalam At-Tafsir al-Munir."
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menjelaskan bahwa memberi maaf kepada seseorang yang telah berbuat tidak baik kepada kita tidak akan mengurangi kehormatan ataupun merendahkan derajat kita. Sebaliknya, sikap pemaaf justru akan mengangkat martabat dan kedudukan kita di sisi Allah dan manusia. Memaafkan bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti ketulusan hati dan kebesaran jiwa.
Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa sikap pemaaf akan membawa seseorang kepada derajat yang lebih tinggi dan kemuliaan yang lebih besar.
Sikap ini tidak hanya memperkuat hubungan sosial, tetapi juga menumbuhkan kedamaian dalam hati dan kehidupan bermasyarakat. Rasulullah saw. bersabda:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوِ إِلَّا عِزَّا, وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ
Artinya: "Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya." (HR Muslim)
Imam an-Nawawi dalam Syarah Muslim menjelaskan bahwa orang yang memiliki sifat pemaaf akan mendapatkan kedudukan yang mulia dan dihormati di hati orang lain. Mereka yang mampu memaafkan kesalahan orang lain tidak hanya dihargai di dunia, tetapi juga akan diangkat derajat dan kemuliaannya.
Lebih dari sekadar memperoleh penghargaan dari sesama manusia, sifat pemaaf juga membuka jalan untuk memperoleh pahala yang besar di sisi Allah. Memaafkan bukanlah perbuatan yang sia-sia, tetapi sebuah amal yang mendatangkan berkah, ketenangan hati, serta balasan kebaikan di dunia dan akhirat. Mereka yang tulus memaafkan akan mendapatkan kemuliaan sejati di hadapan Allah pada hari kiamat.
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah,
Sebagai penutup, mari kita merenungkan dengan hati yang tulus betapa pentingnya sikap saling memaafkan dalam meraih kedamaian sejati dan keberkahan yang abadi dalam kehidupan kita.
Terutama pada momen yang penuh rahmat dan berkah seperti Hari Raya ini, kesempatan untuk saling memaafkan menjadi langkah penting dalam memperbaiki hubungan dan menyucikan hati.
Dengan memberi dan menerima maaf, kita tidak hanya memperoleh ketenangan batin, tetapi juga mengangkat derajat kita di hadapan Allah SWT, yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Memaafkan bukanlah sekadar tindakan sosial, melainkan jalan menuju kemuliaan yang sejati, baik di dunia maupun di akhirat.
Marilah kita lepaskan belenggu dendam dan kesombongan yang selama ini mengikat hati kita, dan biarkan diri kita berlomba dalam kebaikan dengan hati yang terbuka, lapang, dan penuh kasih sayang. Jangan biarkan kebencian dan iri hati menghalangi kita untuk mencapai kebaikan yang sejati.
Semoga setiap langkah yang kita ambil di masa depan dipenuhi dengan amal-amal yang membawa keberkahan dan kebahagiaan, serta semoga kita senantiasa merasakan kedamaian yang hakiki melalui sikap saling memaafkan. Dengan memaafkan, kita bukan hanya membersihkan hati, tetapi juga membangun dunia yang lebih damai, penuh cinta, dan harmonis di bawah ridha Allah SWT.
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، وَالْعَصْرِ، إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ، إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ.
بَارَكَ الله لي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ الآيٰتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ.
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيمَ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيْمِ
Khutbah Kedua
اَلحَمْدُ للهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِلإِسْلاَمِ، وَوَفَّقَنَا بِاتِّبَاعِ هَدْيِ الرَّسُوْلِ عَلَيْهِ أَفْضَلُ الصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ذُو الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَفِيْعُ اْلأَنَامِ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحَابَتِهِ وَالتَّابِعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ وَأَطِيْعُوْهُ، فَإِنَّ تَقْوَى اللهِ مِفْتَاحُ كُلِّ خَيْرٍ، ومَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا، وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ. إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ. إِنَّ اللهَ تَعَالَى يَقُوْلُ، وَقَوْلُهُ الْحَقُّ
أَعُوْذُ بِاللهِ السَّمِيْعِ الْعَلِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ إن الله وملائكته يصلون على النبي يا أيّها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ اْلأَرْبَعَةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ، الَّذِيْنَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَبِهِ يَعْدِلُوْنَ، وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ، وَارْحَمْنَا مَعَهُمْ بِفَضْلِكَ وَجُوْدِكَ وَكَرَمِكَ يَا أَكْرَمَ اْلأَكْرَمِيْنَ.
اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات، الأحياء منهم والأموات، إنك قريب مجيب الدعوات. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ، وَلاَ تَجْعَلْ فيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.
اللهمَّ انْصُرْ إخوانَنَا الْمُسْتَضْعَفِين في فَلِسْطِين، اللّهُمَّ انْصُرْ إخْوانَنَا الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ فَلِسْطِيْن، اللهم انْصُرْهُمْ نصرًا عَزِيزًا. اللهم وَحِّدْ كَلِمَتَهُم، وسَدِّدْ رَمْيَهُم، وَأَنْزِلْ فِي قُلُوْبِهِم السَكِينةَ. اللهم كُنْ لَهُمْ وَلِيًّا وَنَصِيْرًا. اللهم إِنّهُمْ مَظْلُومُوْنَ فَانْتَصِرْ لَهُمْ، إِنَّهُمْ فُقَرَاءُ فَأَغْنِهِمْ. اللّهُمَّ ارْحَمْ مَوْتَاهُمْ، وَاشْفِ جُرْحَاهُمْ، وَتَقَبَّلْ شُهَدَاءَهُمْ، اللهمَّ أَيِّدْهُمْ بِتَأْيِيْدِكَ، وَاحْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ، يَا قَوِيُّ يَا عَزِيزُ.
رَبَّنَا أتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ للهِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. وَأَوْفُوْا بِعَهْدِ اللهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ، وَلاَ تَنْقُضُوا اْلأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيْدِهَا، وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللهَ عَلَيْكُمْ كَفِيْلاً، إِنَّ اللهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُوْنَ.
فَاذْكُرُوا اللهَ العظيم يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نَعْمَائِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَأَجَلُّ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
Oleh: KH Kasmuin (Sekretaris LD PCNU Kabupaten Pati)
Terpopuler
1
PCNU Purworejo Masa Khidmat 2024-2030 Resmi Dilantik, PBNU Tekankan Dua Khidmah NU: Diniyah dan Wathoniyah
2
PC IPNU IPPNU Kudus Masa Khidmat 2024-2026 Resmi Dilantik, Siap Cetak Pelajar Visioner dan Berkarakter
3
PCNU Pati: Kebijakan Lima Hari Sekolah Jangan Matikan TPQ dan Madin
4
Program Kambing Bergulir LAZISNU Pati Resmi Diluncurkan, Margorejo Jadi Lokasi Perdana
5
Badko LPQ Kabupaten Tegal Gelar Workshop Kurikulum Perdana di Kecamatan Talang
6
RMI PCNU Temanggung Matangkan Sinergi Program, Usung Visi Pesantren Maju, Modern, dan Maslahat
Terkini
Lihat Semua