• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Senin, 6 Mei 2024

Keislaman

Untuk Apa Berdoa?

Untuk Apa Berdoa?
(Dok. NU Online)
(Dok. NU Online)

Nabi SAW bersabda:


الدُّعَاءُ مُخُ العِبَادَةِ


Yang artinya : “Doa itu adalah otak ibadah”. (Hadits diriwayatkan oleh  Turmudzi dari Anas ra).

 

Doa dikatakan sebagai otak  ibadah karena dua hal. Pertama, bahwa dengan berdoa berarti melaksanakan perintah Allah SWT sebagaimana firman-Nya: “Berdoalah kepada-Ku!”. Maka dengan argumentasi tersebut doa dikatakan sebagai otak ibadah. 

 

Kedua, apabila segala hal berjalan sesuai dengan yang diharapkan diiringi berdoa maka akan sanggup memutus pengharapan dari selain Allah SWT. Dan inilah pokok ibadah, karena tujuan beribadah untuk memperoleh pahala dari-Nya, yaitu yang dituntut dengan berdoa. Al Hakim berkata: “Sesungguhnya doa menjadi otak ibadah, karena doa adalah berbuat kebaikan dari daya upaya dan kekuatan serta mengetahui bahwa segala sesuatu semuanya dari Allah dan penyerahan kepada-Nya”.

 

Lantas bagaimanakah sopan santun kita ketika berdoa? Syaikh Abdul Qadir Al Jilani menyebutkan, bahwa adab dalam berdoa adalah sebagai berikut:

1.    Menghadap kiblat.
2.    Mengangkat kedua tangan.
3.    Memuji kepada Allah swt.
4.    Menyanjungkan sholawat atas Nabi Muhammad SAW.
5.    Memohon hajatnya.
6.    Jangan memandang ke  langit ketika berdoa.
7.    Ketika selesai berdoa maka usapkan kedua tangan ke muka


Nabi bersabda :

 

اِنَّ الله تَعَالى يُحِبُّ المُلِحِّيْنَ فِى الدُّعَاءِ

 

Yang Artinya : “Sesungguhnya Allah Ta’ala mencintai orang-orang tetap serius dalam berdoa”.
Dalam kitab Ihya disebutkan, Nabi SAW bersabda: “Memohonlah kepada Allah Ta’ala dari karunia-Nya, karena Allah Ta’ala senang untuk dimintai. Adapun  ibadah yang utama adalah menunggu kelapangan”.

 

Nabi SAW bersabda :


يَقُوْلُ الله تَعَالى : يَا عَبْدِىْ اَنَا عِنْدَ ظَنِّكَ وَ اَنَا مَعَكَ اِذَا دَعَوْتَنِىْ

 

Artinya: “Allah Ta’ala berfirman: “Wahai hamba-Ku, Aku menyertai prasangkamu, dan Aku pun menyertaimu ketika kamu berdoa kepada-Ku”.

 

Hadits tersebut mengajarkan kepada kita agar kita senantiasa berprasangka baik dalam kondisi dan situasi apapun. Sebab Allah senantiasa mendengar segala doa-doa kita.

 

Dalam Hadits lain disebutkan:


الدُّعَاءُ سِلَاحُ المُؤمِنِ وَ عِمَادُ الدِّيْنِ وَ نُوْرُ السَّموَاتِ والارْضِ

 

Artinya : “Doa itu adalah pedang orang mukmin, tiang agama dan cahaya langit dan bumi”.

 

Doa sebagai pedang orang mukmin, sebab dengan pedang itu dapat menolak bencana, sebagaimana menolak musuhnya dengan pedang. Doa juga sebagai tiang agama, maksudnya agama bisa tegak dengan doa. Karena sholat juga mengandung arti doa. Dan doa merupakan cahaya langit dan bumi, maksudnya bahwa orang yang berdoa itu berarti menerangi apa yang ada di langit dan di bumi.

 

Akhirnya, ada sebuah pepatah yang mengatakan “Sebuah payung tidak bisa menghentikan hujan, tetapi ia mampu melindungi kita dari derasnya air hujan. Seperti halnya doa, doa tidak membuat kita luput dari masalah, tetapi doa membuat kita tenang meskipun kita berada di tengah-tengah masalah. Wallahu a’lam.

 

(Sumber:  تنقيح القول الحثيث ).


M. Jafar Shodiq Al Alawi, Alumnus Pesantren Buntet Cirebon


Keislaman Terbaru