• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Senin, 29 April 2024

Keislaman

Enam Ciri Orang Bodoh

Enam Ciri Orang Bodoh
Cover kitab Tanbihul Ghafilin. (Istimewa)
Cover kitab Tanbihul Ghafilin. (Istimewa)

Rasanya tidak ada satupun manusia di muka bumi ini yang ingin menjadi bodoh. Tujuan datangnya agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah sejatinya dalam rangka untuk meluruskan tradisi-tradisi menyimpang yang dilakukan oleh orang-orang jahiliyah. Artinya, Islam tidak pernah menghendaki manusia menjadi bodoh.

 

Namun meskipun begitu, Islam memiliki pandangan sendiri tentang siapa yang disebut dengan orang bodoh. Orang bodoh bukanlah orang yang tidak memiliki prestasi akademik sama sekali ataupun yang memiliki IQ di bawah rata-rata. Lalu, bagaimana ciri-ciri orang bodoh menurut Islam?

 

Syekh Nasr bin Muhammad bin Ibrahim as-Samarkandy menerangkan bahwa ada enam ciri-ciri orang bodoh:

 

(قال حكيم من الحكماء) ست خصال يعرف بهن الجاهل أحدها الغضب في غير شيئ الجهل والثاني الكلام في غير نفع والثالث العطية في غير موضع والرابع إفشاء السر عند كل أحد والخامس الثقة بكل إنسان والسادس أن لا يعرف صديقه من عدوه

 

Artinya: "Orang bijak berkata, ada enam ciri-ciri orang bodoh. Pertama marah tanpa sebab, kedua berbicara tanpa ada manfaatnya, ketiga memberikan sesuatu tidak pada tempatnya, keempat mengumbar rahasia kepada siapapun, kelima mudah percaya kepada siapapun, dan keenam tidak mampu membedakan mana teman dan mana musuh" (Syekh Nasr bin Muhammad bin Ibrahim as-Samarkandy, Tanbihul Ghafilin, [Dar al-Ilm] Hlm. 77)

 

Pertama, marah tanpa alasan yang jelas. Mukmin yang cerdas tidak akan mudah marah. Mukmin yang cerdas adalah mukmin yang bijaksana, yang mampu mengendalikan amarah.

 

Lebih lanjut lagi, Rasulullah pernah bersabda:

 

ليس الشديد بالصرعة ولكن الشديد الذي يملك نفسه عند الغضب

 

Artinya: "Orang yang kuat itu tidak ditunjukkan dengan pertarungan, orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya saat marah" (HR Ahmad)

 

Kedua, berbicara yang tidak bermanfaat. Mukmin yang cerdas tidak akan berbicara yang tidak ada faedahnya. Ia selalu berusaha untuk berbicara selama ada manfaatnya, baik manfaat di dunia maupun akhirat. Ia juga tahu kapan ia harus berbicara dan kapan harus diam.

 

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah, Rasulullah bersabda:

 

إن من أحبكم إلى الله وأقربكم مني يوم القيامة أحاسنكم أخلاقا، وإن أبغضكم إلى الله وأبعدكم مني الثَّرثَارُون والمُتَشَدّقُون وَالْمُتَفَيْهِقُوْنَ

 

Artinya: "Sesungguhnya yang paling mencintai Allah dan yang paling dekat denganku di hari kiamat adalah yang terbaik akhlaknya di antara kalian. Dan yang paling dibenci Allah dan yang paling jauh dariku adalah yang banyak berceloteh (berkata-kata yang keluar dari kebenaran), yang banyak berkata hal-hal yang tidak penting, dan yang banyak mengisi mulut dengan hal-hal yang tidak benar" (HR Tirmidzi)

 

Ciri orang bodoh yang ketiga adalah memberikan sesuatu, dalam hal ini adalah harta, tidak pada tempatnya. Orang yang cerdas akan bijak memberikan hartanya hanya kepada yang berhak saja. Umar bin Khattab pernah mengatakan bahwa kebaikan dari suatu harta ada tiga, yakni memberikan kepada kebenaran, mendapatkannya dengan cara yang benar, dan mencegahnya dari kebatilan.

 

Keempat,  mudah mengumbar rahasia kepada siapapun. Ini adalah ciri orang yang khianat. Imam Ghazali mengatakan bahwa haram membuka rahasia teman kepada orang lain karena itu adalah bentuk pengkhianatan. Lebih lanjut lagi, beliau mengatakan bahwa batasan keharaman di sini ialah selama rahasia tersebut merupakan sesuatu yang darurat atau membahayakan.

 

Kelima, mudah percaya dengan siapapun. Orang yang cerdas tidak akan mudah percaya dengan sembarang orang. Orang cerdas mempunyai pertimbangan dan telaah sendiri terhadap siapapun dan apapun. Apalagi kepada seseorang yang belum dikenalnya dengan baik. Termasuk dari ciri orang bodoh adalah mudah percaya dengan suatu informasi yang belum tentu kebenarannya tanpa melakukan tabayun terlebih dahulu.

 

Terakhir, yang menjadi ciri orang bodoh adalah tidak mampu membedakan mana teman dan mana musuh. Mukmin cerdas harus tau mana teman yang pantas untuk kita ikuti, dan tau mana musuh yang harus kita jauhi. Lebih lanjut lagi, musuh yang pertama yang perlu kita jauhi adalah Syaitan. Dalam hal memilih teman, Rasulullah pernah bersabda:

 

المرء على دين خليله، فلينظر أحدكم من يخالط

 

Artinya: "Seseorang itu tergantung pada agama dan teman dekatnya. Maka, lihatlah dengan siapa ia bergaul" (HR Ahmad)

 

Walhasil, sebagai seorang mukmin, sudah seyogyanya kita berusaha untuk menjadi mukmin yang cerdas dan bijaksana dengan menjauhi ciri-ciri kebodohan yang disebutkan di atas.​​​​​​ Wallahu a'lam.

 

 

Muhammad Sya'dullah Fauzi, alumni Madrasah TBS Kudus, mahasiswa Program Magister PBA UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta


Keislaman Terbaru