• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 17 Mei 2024

Fragmen

BULAN GUS DUR

Sepenggal Kisah Gudeg Ceker Kesukaan Gus Dur (1)

Sepenggal Kisah Gudeg Ceker Kesukaan Gus Dur (1)
Penjual menyiapkan sajian gudeg ceker Margoyudan Solo (dok. istimewa)
Penjual menyiapkan sajian gudeg ceker Margoyudan Solo (dok. istimewa)

Beberapa tahun yang lalu, Komunitas GUSDURian Solo pernah mengadakan kegiatan bertajuk 'Melacak Jejak Gus Dur' yang diikuti para santri dan pecinta Gus Dur di Solo dan sekitarnya. Para peserta yang hadir, menuturkan pengalaman mereka masing-masing, saat bertemu Gus Dur, terutama ketika Gus Dur rawuh di Kota Solo. Berbagai hal menarik, kemudian saya tulis dalam beberapa tulisan, yang salah satunya kisah di bawah ini.

 

KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur punya kebiasaan unik setiap ia mengunjungi Kota Solo, Jawa Tengah. Salah satu orang yang sering menemui Gus Dur ketika di Solo, Hussein Syifa, bercerita tentang salah satu kebiasaan Ketua Umum PBNU periode 1984-1999, yakni menyambangi teman-temannya sembari menikmati kuliner khas di Kota Bengawan.

 

“Gus Dur kalau rawuh (datang) ke Solo, hanya untuk menemui temannya, untuk dhahar (makan). Ini salah satu bukti bahwa Gus Dur kuat dalam silaturrahim. Kalau datang ke Solo, yang dijujug pertama kali ke rumah makan Adem Ayem,” ungkap Hussein.

 

Pernah suatu ketika, kata Hussein, ada seorang kiai yang juga teman Gus Dur, berpesan untuk tidak makan di sebuah rumah makan yang konon menjual saren (darah beku). Tapi bukannya menghindar, Gus Dur malah mengajak ke sana.

 

Ditanyakan kepada penjualnya, apa di sana jual saren. Dan, ternyata tidak. “Oh, ya sudah, Mas, dengar sendiri kan kalau enggak ada sarennya,” kata Hussein menirukan kata-kata yang bermakna tabayun dari Presiden RI keempat tersebut.

 

Gudeg Ceker
Makanan lain di Kota Solo, yang menjadi menu favorit Gus Dur yakni gudeg ceker ayam di daerah Margoyudan, Solo. “Beliau belum kersa sare (tidur) dan istirahat kalau belum dhahar ceker ayam Margoyudan dan ngunjuk wedang jahe-nya Mbah Wir yang biasanya dibawakan Mas Didik Gunawan, suaminya Bu Faridah Budi Astuti,” kata Hussein.

 

Pernah suatu ketika, dalam kunjungannya ke tempat tersebut, saat makanan sudah tersaji, Gus Dur mempersilakan yang lain untuk segera menikmati kuliner khas Solo itu. “Mangga cekere dipun dhahar. Ceker ini bisa menurunkan kolesterol, lho," kata Gus Dur dengan nada datar.

 

"Mosok inggih (apa benar) Gus, ceker kok bisa menurunkan kolesterol?" tanya Hussein.

 

"Ya memang bisa menurunkan kolesterol. Tapi maksudnya, menurunkan kolesterol dari perut ke kaki. Mangga, dirahapi (dinikmati) setelah itu diratapi,” jawab Gus Dur, sembari kemudian menggigit ceker kesukaannya itu.

 

 

Penulis: Ajie Najmuddin

Editor: M Ngisom Al-Barony


Sumber: Jelajah Kuliner ala Gus Dur di Solo (1)


Fragmen Terbaru