• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 3 Mei 2024

Fragmen

Kiprah Kiai Zuhdi Kergon, Rintis Madrasah hingga Dirikan NU Cabang Pekalongan (Bagian 3)

Kiprah Kiai Zuhdi Kergon, Rintis Madrasah hingga Dirikan NU Cabang Pekalongan (Bagian 3)
Rumah Kiai Zuhdi di Kergon Pekalongan (dok. Ajie Najmuddin)
Rumah Kiai Zuhdi di Kergon Pekalongan (dok. Ajie Najmuddin)

Akhir bulan lalu (27/10), penulis mengikuti kegiatan napak tilas sejarah Nahdlatul Ulama (NU) Kota Pekalongan. Kegiatan ini diselenggarakan rutin setiap pekan oleh pengurus NU setempat, dengan berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya yang dianggap memiliki nilai sejarah dalam perjalanan NU di Kota Batik itu.

 

Pada kesempatan tersebut, penulis bersama rombongan dari pengurus dan anggota PCNU Kota Pekalongan, mendatangi rumah yang dulu menjadi kediaman salah satu perintis NU di Pekalongan, Kiai Zuhdi bin Abdul Aziz. 

 

“Rumah ini dulunya merupakan kediaman Kiai Zuhdi, Naib Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Pekalongan periode pertama,” terang Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Kota Pekalongan, Abdul Adhim, yang memandu rombongan.

 

Rumah yang menjadi tujuan kami tersebut, terletak tak jauh dari wilayah Pasar Anyar, Kergon, Kec. Pekalongan Barat, Kota Pekalongan. Wilayah Kergon ini, bila anda berziarah ke Makam Sapuro, hanya berjarak tak kurang dari 2 Km. Dari luar, masih terlihat bentuk dan gaya bangunan rumah lama, dengan beberapa tambahan tentunya di beberapa sudut bangunan.

 

Kemudian, persis di depan bangunan rumah tersebut, terdapat mushala yang oleh warga setempat diberi nama Mushala Al-Mubarok. Beruntung, pada acara napak tilas tersebut, kami bertemu dengan salah satu cucu Kiai Zuhdi yang juga takmir Mushala Al-Mubarok, H. Muhammad Lubb.

 

Muhammad Lubb menuturkan, kakeknya (Kiai Zuhdi) berasal dari Lasem, Rembang. “Simbah Zuhdi merupakan putra dari Simbah Abdul Aziz Lasem. Beliau menikah dengan Simbah Hindun binti Haji Nachrawi, dan kemudian menetap di Pekalongan, sampai akhir hayatnya,” ungkap Muhammad Lubb.

 

Di Pekalongan, Kiai Zuhdi yang pernah nyantri di beberapa pesantren, antara lain Lasem dan Jamsaren Solo, kemudian mendirikan sebuah madrasah yang diberi nama Madrasah Al-Jailaniyah, yang konon dinisbatkan kepada waliyullah Syech Abdul Qadir Al-Jailani.

 

“Peserta didiknya tidak hanya berasal dari Kergon dan Pesindon, tetapi juga dari wilayah Pekalongan lainnya," imbuh Lubb.

 

Selain mendirikan lembaga pendidikan, semasa hidupnya, Kiai Zuhdi juga tercatat ikut mendirikan NU Cabang Pekalongan di tahun 1928. Kala itu, dalam proses pendirian NU Cabang Pekalongan yang juga dihadiri KH Wahab Chasbullah, Kiai Zuhdi kemudian didaulat menjadi naib (wakil) syuriyah. Sedangkan posisi rais syuriyah diemban oleh ulama asal Medelan, Kiai Abbas.

 

Baca juga: Di Bulan Maulud, NU Cabang Pekalongan Didirikan (1)

 

Dalam dokumen yang penulis temukan di Majalah Berita Nahdlatoel Oelama edisi tahun 1936, Kiai Zuhdi kemudian masuk ke jajaran Hoofdbestuur (Pengurus Besar) Nahdlatul Ulama, sebagai syuriyah. Besar kemungkinan, setelah wafatnya Kiai Amir Simbang Kulon, Kiai Zuhdi praktis termasuk sebagai salah satu ulama yang dipandang alim serta memiliki jaringan luas dengan ulama lain di luar Pekalongan.
 

 

Baca juga: Kiai Amir bin Idris, Mustasyar Pertama NU Cabang Pekalongan (2)

 

Kiai Zuhdi wafat pada tahun 1947 dan dimakamkan di Kompleks Tempat Pemakaman Umum Sapuro Kergon Pekalongan. Estafet kepemimpinan Madrasah Al-Jailani kemudian diemban oleh KH Ubaidullah bin KH Irfan Kaliwungu Kendal, yang merupakan menantu Kiai Zuhdi. Kiai Irfan kemudian mendirikan sekolah PARI (Pendidikan Agama Republik Indonesia) pada tahun 1948. Pada perkembangannya, sekolah ini kemudian berganti nama menjadi Sekolah Dasar Islam (SDI) Kergon.

 

Demikian, sekelumit tentang riwayat Kiai Zuhdi serta kampung Kergon, Pesindon, dan sekitarnya yang dulu menjadi salah satu pusat perkembangan NU di Pekalongan. Entah saat ini. Lahumul fatihah!

 

Penulis: Ajie Najmuddin
Editor: M Ngisom Al-Barony
 


Fragmen Terbaru