• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 27 April 2024

Dinamika

Tingkatkan Kapasitas Kader, Korp PMII Putri Walisongo Semarang Gelar Sekolah Gender

Tingkatkan Kapasitas Kader, Korp PMII Putri Walisongo Semarang Gelar Sekolah Gender
Korp PMII Putri Komisariat Walisongo Semarang gelar Sekolah Islam gender (Foto: NU Online Jateng/Betari Imasshinta)
Korp PMII Putri Komisariat Walisongo Semarang gelar Sekolah Islam gender (Foto: NU Online Jateng/Betari Imasshinta)

Semarang, NU Online Jateng
Dalam narasi bersama mewujudkan kepekaan kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) untuk menyeimbangkan laku dalam peran keorganisasian maupun kemasyarakatan, Korps PMII Putri (Kopri) Komisariat UIN Walisongo Semarang Masa Khidmat 2020/2021 menggelar Sekolah Islam dan Gender (SIG) dengan tema 'Meruwat Kesadaran Pentingnya Menyeimbangkan Peran'.

 

Kegiatan yang merupakan bagian dari kaderisasi formal PMII tepatnya Kopri ini dihelat secara ofline pada Jumat-Ahad (11-13/6) bertempat di Gedung Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Gunungpati, Kota Semarang.

 

Koordinator Bidang Kaderisasi Kopri Komisariat UIN Walisongo Semarang Defi menjelaskan, Sekolah Islam dan Gender merupakan salah satu blueprint kurikulum kaderisasi dalam PMII.

 

"SIG adalah jenjang pertama kaderisasi Kopri pasca-Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) yang diikuti oleh anggota PMII sebagai upaya penguatan ideologi dan gerakan, sebagaimana tertera pada Bab VII Pasal 13 Muspimnas PMII tentang Sistem Kaderisasi KOPRI," terangnya.

 

Dalam tujuannya lanjutnya, untuk mencetak anggota PMII sebagai anggota Mutakid, yakni anggota dengan kesetiaan atau loyalitas terhadap organisasi dan peka terhadap Islam berkeadilan terlebih praktik beragama ramah perempuan, juga tanggap terhadap isu-isu dan sensitivitas gender di lingkungan sekitarnya.

 

Menurutnya, dengan landasan ini keberadaan SIG ini tidak dapat dibanding rendah atau disepelekan daripada bentuk-bentuk kaderisasi formal lainnya di lingkungan PMII.

 

"Sebut saja Masa Penerimaan Anggota Baru, Pelatihan Kader Dasar, maupun jenjang kaderisasi formal lainnya yang menempati posisi di atasnya," tegasnya.

 

Disampaikan, pelaksanaan SIG tentu harus menempatkan aspek kebutuhan kader sebagai lokus utamanya. Dengan ini, tentu kader akan memperhatikan bahwa SIG lebih dari belajar Islam ramah perempuan. 

 

"SIG lebih merupakan media bagi kader PMII menemukan dan memahami identitas dirinya," ucap Defi yang juga Ketua Panitia Penyelenggara SIG kali ini.

 

Pengurus Bidang Kajian dan Wacana Kopri Komisariat UIN Walisongo Almaidah kepada NU Online Jateng, Selasa (15/6) menerangkan bahwa ada konsep khusus yang membedakan SIG kali ini dari SIG tahun-tahun sebelumnya, ialah corak wacana yang mengarah pada pencegahan dan penanganan kekerasan seksual.

 

"SIG Tahun 2021 oleh Korps PMII Putri Komisariat Walisongo Semarang agaknya 
membalut sajian materi di dalamnya menggunakan corak kajian yang sedikit berbeda dari tataran umum. Yakni memberi tempat bagi pemahaman serta keleluasaan eksplorasi oleh Kader PMII terhadap upaya pencegahan serta penanganan kekerasan terutama kekerasan seksual di berbagai lini kemasyarakatan," jelasnya.

 

Dijelaskan, ada 78 peserta yang sebagian besar merupakan Kader PMII UIN Walisongo, di antaranya turut serta Kader PMII dari Sukoharjo, Rembang, Bumiayu, Bojonegoro, dan Purwokerto.

 

Kotributor: Betari Imasshinta
Editor: M Ngisom Al-Barony


Dinamika Terbaru