Achmad Rohadi
Kontributor
Purworejo, NU Online Jateng
Sejarah pertama kalinya tiga aliansi Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Ahmad Dahlan UMP, Komisariat PMII An-Nawawi STAI An-Nawawi, dan Komisariat PMII Imam Puro STAINU Purworejo menyelenggarakan Pelatihan Kader Dasar (PKD) di Pesantren Al-Azhar Desa Karangsari, Kecamatan Purwodadi, Purworejo, Rabu-Jumat (27-29/10).
Pelatihan Kader Dasar PMII Purworejo dari tiga aliansi Komisariat diikuti 50 lebih peserta dan dibaiat oleh Ketua Umum PC PMII Purworejo Satrio Tegar Imani.
Ketua Umum PC PMII Purworejo Satrio Tegar Imani mengatakan, pelaksanaan PKD yang dilakukan tiga komisariat baru kali ini. "Dari kemarin-kemarin PKD diambil alih oleh Cabang Purworejo," katanya.
Ia menjelaskan, PKD dilakukan agar mampu bergerak di garis terdepan, dalam konteks perjuangan organisasi di PMII. "Paling tidak, kader-kader yang sudah dibaiat mampu mengemban kewajiban ke depannya," beber Satrio.
Satrio berharap, jenjang kaderisasi di PMII khususnya akan terus ditindaklanjuti. Dirinya berharap, forum-forum kaderisasi terus kompak dan integritas kekompakan satu kader dengan kader lain terus dijaga.
"Baik itu kader di satu Komisariat maupun nantinya di antar Komisariat di bawah PC PMII Purworejo," pungkasnya.
Sementara itu, Pengasuh Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Kabupaten Magelang KH Yusuf Chudlori mengatakan, setelah beberapa periode terakhir mengalami stagnasi pandangan anggota dan kader, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Tidar Magelang mencoba mengembangkan jati diri pergerakannya.
"Saya akan terus mendorong agar PMII di Magelang dapat berkembang melalui program pengkaderan, salah satunya adalah Pelatihan Kader Dasar (PKD) yang dilakukan oleh Komisariat Tidar," ucapnya.
Hal itu disampaikan oleh Gus Yusuf Chudlori saat menyampaikan materi Aswaja Manhajul Harakah dalam acara PKD II PMII Komisariat Tidar yang dihelat di Kampoeng Dolanan Nusantara Borobudur, Magelang, Jumat (29/10).
Dalam forum tersebut, Gus Yusuf Chudlori menjelaskan bahwa dinamika berpikir warga NU mengenai Aswaja menjadi tidak terealisasi ketika di hadapkan pada paham di mana paham kapitalisme menjadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang yang mendewakan akal.
Menurutnya, kearifan lokal para kiai dalam pendirian pesantren bertujuan untuk melawan penjajah sebagai sikap kontra terhadap ekonomi kapitalis pada masa itu. "Tercatat sekitar 12 pesantren yang di hadapkan secara langsung pada pabrik tebu sebagai bentuk perlawanan,” ungkapnya.
Hal tersebut lanjutnya, menjadi prinsip pembelajaran dan paham pergerakan bagi kaum muda sekarang. Untuk menjadi seorang warga NU tentunya harus berani mengambil sikap tegas kepada para penjajah ketika pribumi hanya dijadikan sebagai alat pekerja untuk orang asing.
“Peran kita semua tidak cukup hanya menjadi orang shaleh dan shalehah, tetapi harus menjadi mushlih atau penggerak agar dapat memperjuangkan kebaikan,” terangnya.
Menurutnya, sempurnanya umat dapat ditempuh dengan jalan jihad untuk mencapai perubahan. Meski banyak risiko dan tanggung jawab ketika melakukan kebaikan, semua harus dilakukan karena agama perlu diperjuangkan.
“Kita harus melihat dengan mata terbuka bahwa ketimpangan di mana-mana, lalu apakah kita sebagai warga NU hanya diam saja?” tanya Gus Yusuf Chudlori pada para peserta.
"Kita meyakini bahwa kitalah pemegang dan pewaris kebenaran. Oleh karena itu perlunya untuk menanamkan pemikiran semua prinsip tawasuth, tasamuh, tawazun, ta’adul, dan ta’awun," sambungnya.
Kontributor: Achmad Rohadi, Meili
Editor: M Ngisom Al-Barony
Terpopuler
1
Ketum PBNU: Warga NU Harus Teguh pada Mazhab Aswaja, Tak Boleh Buat Mazhab Sendiri
2
Pengajian Rutin Ahad Kliwon MWCNU Weleri Hadirkan Mustasyar PWNU Jateng, Jamaah Meluber hingga ke Seberang Jalan
3
Ahad Kliwonan dan Pelantikan Pengurus NU Se-Tawangsari Digelar di Panggung Alam Taruwongso
4
Launching Buku Saku LKK PWNU JATENG: Tiga Panduan Menuju Keluarga Maslahah Diluncurkan di Hari Buku Nasional
5
LKK PWNU Jateng Perkuat Sinergi Dengan Tiga OPD Tekankan Penguatan Keluarga Dari Berbagai Sektor
6
Masjid Agung Demak: Warisan Wali Songo yang Kini Jadi Magnet Wisata Religi Modern
Terkini
Lihat Semua