Terpilih Jadi Ketua PAC GP Ansor Nogosari, Nur Shodiq Tekankan Penataan Organisasi
Selasa, 1 Desember 2020 | 15:00 WIB
Boyolali, NU Online Jateng
Nur Shodiq terpilih menjadi ketua baru Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda Ansor Nogosari periode 2020-2022 dalam acara Konferensi Anak Cabang (Konferancab) yang diselenggarakan di Ponpes Nurul Huda Putra, Desa Pulutan, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, belum lama ini (27/11).
Dalam sambutan ketua terpilih, Nur Shodiq teringat pesan almarhum ayahnya, yang berpesan satu hal, yaitu untuk menjadi pengemban amanah di NU. Selain itu ia juga menekankan pentingnya penataan gerakan sebuah organisasi.
"Banyak kalangan di sekitar kita yang mengamalkan amalan ahlussunnah wal jamaah yang tidak terorganisir atau berjamaah. Maka salah satu visi saya adalah mengorganisir jamaah, dalam organisasi GP Ansor," ujarnya.
Senada dengan Nur Shodiq terkait penataan organisasi, Ketua PC GP Ansor Boyolali Husein Ahmadi menegaskan, bahwa garda terdepannya NU adalah GP Ansor. Kuat dan tidaknya NU tergantung pada kita sahabat Ansor. "Kader Ansor harus ditata dengan baik agar terarah, karena pergerakan di luar organisasi kita sungguh luar biasa dan berbahaya. Maka, kita sebagai garda terdepan harus dapat membentengi NU," jelas Husein.
Gus Husein juga mengapresiasi kepengurusan periode ini yang telah memberikan banyak kemajuan, di antaranya memunculkan kader-kader baiknya yang penuh potensi. “Semoga ketua terpilih siap dan amanah untuk membawa kemajuan di PAC GP Ansor Nogosari. Amin,” kata dia.
Sementara itu, sambutan pembekalan Konferancab disampaikan Ustadz Abdul Wahid, selaku bidang Kaderisasi PC GP Ansor Boyolali. Ia mengutip isi buku ‘Jejak Langkah Dua Ulama Besar’, bahwa NU yang didirikan Mbah Hasyim Asy'ari dilakukan dengan cara tirakat dengan salat istikharah di Mekah.
Kemudian sepulang dari Mekah, sesuai pesan Syeikh Mahfudz At-Tarmusy, Mbah Hasyim mengutus Kiai As'ad Syamsul Arifin dari Situbondo untuk sowan ke Bangkalan bertemu dengan Syeikhona Kholil. Kemudian diberi (isyarat) berupa tasbih dan tongkat.
Makna tasbih adalah menunjukan kekuatan zikir dan doa. Kemudian "tongkat", lanjut Wahid, bermakna organisasi ini harus berjalan seperti shalat berjamaah, yaitu organisasi harus mengikuti imam atau komando dari pimpinannya.
"Tak ada kekuatan di muka bumi ini tanpa campur tangan Allah SWT. Karena doa itu 'the power of pray', maksudnya, dengan kekuatan doa, jauh menjadi dekat, susah menjadi mudah, berat menjadi ringan, dan yang tak mungkin menjadi mungkin," ungkapnya.
Perhelatan dua tahunan, ini dihadiri jajaran pengurus dan anggota PAC GP Ansor beserta Satkoryon Banser dan Rijalul Ansor Nogosari, perwakilan pengurus MWCNU Nogosari dan badan otonomnya, serta perwakilan pengurus PC GP Ansor Boyolali.
Kontributor: Sulistyawan, Siswanto
Editor: Ajie Najmuddin
Terpopuler
1
Ahad Kliwonan dan Pelantikan Pengurus NU Se-Tawangsari Digelar di Panggung Alam Taruwongso
2
Pesantren Tarbiyatul Qur’an Al Waro’ Juwiring, Warisi Perjuangan Kiai Muslimin Santri Pendherek KH Al Mansur Popongan
3
Abu Sampah Disulap Jadi Paving, Inovasi Hijau LPBI NU dan Banser Trangkil
4
Khutbah Jumat: Pelajaran Yang Tersirat Dalam Ibadah Haji
5
Gerakan Pemuda Ansor: Pilar Pembangunan dan Pemersatu Dinamika Desa
6
Dosen IAI An-Nawawi Purworejo Tawarkan Konsep At-Takāmul At-Takayyufi dalam Pendidikan Moderasi Beragama
Terkini
Lihat Semua