Refleksi Arah Pergerakan, PMII Purworejo Gelar Diskusi
Purworejo, NU Online Jateng
Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Purworejo melakukan diskusi dengan tema 'Evaluasi dan arah pergerakan Kopri Purworejo'.
Acara diskusi yang dipandu Pengelola Cabang PMII Purworejo Cholifatunz Jannah menghadirkan narasumber Ketua Kopri Jateng Sukbaturrohmah dan PB PMII didampingi Ketua Kader Kopri Dwi Marlinah.
Ketua Kader Kopri Dwi Marlina berpesan, evaluasi juga merupakan hal penting dalam berorganisasi, sehingga diharapkan teman-teman Kopri Purworejo semakin maju, produktif, dan lebih semangat dalam memberikan waktu untuk menggali ide-idenya.
“Korpi hadir untuk menjawab tantangan zaman di mana perempuan harus beraksi,” ujarnya di Kantor Cabang PMII Purworejo, Jumat (23/7).
Dijelaskan, Sebagai kader Kopri kita harus tetap semangat dan terus bergerak. Karena PMII dan Kopri adalah ruang segala kemungkinan. Semua roh berasal dari orang tersebut.
“Kader yang baik dan bertanggung jawab adalah kader atau anggota yang aktif, berkomitmen, berani mencurahkan pikiran dan tenaganya,” ucapnya.
Disampaikan, dari evaluasi dan arahan pergerakan kader Kopri Purworejo dapat disimpulkan bahwa kader Purworejo memiliki nilai religi yang tidak diragukan lagi unggul. Mengingat di Purworejo banyak kiai-kiai dan nyai-nyai yang tertarik dengan arahan PMII dan Kopri.
“Hal itu harus dilakukan agar aksi maksimal Kopri Purowrejo adalah mengembalikan diri, mengolah potensi, dan memaksimalkan serta mengevaluasi segala sesuatu yang telah dilakukan dan terjadi,” ungkapnya.
Ketua Kopri PKC PMII Jawa Tengah Sukbaturrohmah kepada NU Online Jateng, Ahad (25/7) mengatakan, alasan dirinya berdiskusi dengan Pengurus Kopri Purworejo adalah ada kerinduan ketika sudah lama tidak bertemu dengan Kopri Purworejo dan ingin merencanakan arah Kopri gerakan Purworejo.
“Diharapkan Ahmad Dahlan, An-Nawawi, dan Imam Puro dapat melanjutkan gerakan, setelah diskusi ini,” pungkasnya.
Kegiatan diskusi dihadiri oleh Kopri anggota PMII Purworejo dari Komisariat Ahmad Dahlan, An-Nawawi, dan Imam Puro
Kontributor: Achmad Rohadi
Editor: M Ngisom Al-Barony