• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Senin, 6 Mei 2024

Dinamika

Pilot Project 1,3 Hektar, Gapoktan NU Siap Manfaatkan Lahan Pertanian

Pilot Project 1,3 Hektar, Gapoktan NU Siap Manfaatkan Lahan Pertanian
Kopdar Gapoktan NU di Gunungpati, Kota Semarang (Foto: dokumentasi)
Kopdar Gapoktan NU di Gunungpati, Kota Semarang (Foto: dokumentasi)

Semarang, NU Online Jateng

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Nahdlatul Ulama (NU) menggiatkan pelatihan pertanian porang, rempah-rempah, dan kelapa kopyor. Memanfaatkan adanya teknologi komunikasi saat ini, anggota dalam aplikasi percakapan Whatsapp Gapoktan NU juga semakin mengakar dan telah merambah ke beberapa negara tetangga. 

 

"Kami namai grup kami dengan nama Gapoktan NU Internasional, sebab anggotanya sudah ada yang dari negara Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Timur Tengah," kata Inisiator berdirinya Gapoktan NU, Ariyanto dalam siaran persnya kepada NU Online Jateng, Rabu (10/3).

 

Perlu diketahui, kelompok tani ini berdiri kurang dari dua bulan, namun anggotanya sudah hampir 1000 orang yang terkumpul dalam 4 grup Whatsapp, ditambah satu grup telegram yang anggotanya. Hanya saja, meski berhasil menggaet anggota dari berbagai negara, kelompok ini belum masuk ke ranah struktur organisasi NU, baik di tingkat pusat maupun di bawahnya.

 

"Ke depan, kami akan melegalkan wadah ini menjadi sebuah lembaga pertanian secara independen yang strukturnya kami akan desain dari pusat ke bawah seterusnya," harapnya.

 

Terkait gerakan terbentuknya Gapoktan NU, ia menuturkan sejak dua bulan yang lalu telah ramai diskusi untuk mencari solusi bagi petani yang diterjang krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai. "Grup ini bermula dari pemikiran-pemikiran di masa PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang diperpanjang berulang kali," ungkapnya.

 

Oleh karena itu, lanjutnya, para kader penggerak NU, terutama di Kota Semarang merasa perlu mencari solusi untuk bercurah keluh kesah dan mencari solusi di mana perkumpulan yang melibatkan banyak orang dalam satu tempat terpaksa diberhentikan. "Akhirnya kami berinisiatif untuk berkegiatan yang tidak dilarang, satu-satunya adalah berkegiatan di sawah, di kebun," jelas Ariyanto.

 

Massa yang banyak nan antusias pun akhirnya tergugah untuk melakukan kopdar guna melakukan tindak lanjut dari niat awal yang menciptakan kemandirian dalam bertani.

 

Kopdar pertama kali ini terlaksana pada hari Ahad (7/3) yang bertempat di TPQ Nurul Huda, Dukuh Randusari, Kelurahan Nongkosawit, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Tak tanggung-tanggung, kopdar ini menghadirkan narasumber yang berkualitas, yakni Ketua umum Perhimpunan Petani Porang Nusantara (P3N), Ngakib Al-Ghozali yang langsung digeber dengan pelatihan budidaya porang, rempah-rempah, dan kelapa kopyor di Kota Semarang.

 

"Alhamdulillah, kami bisa menghadirkan pakar porang di kopdar pertama kami, pesertanya pun cukup banyak yang ikut, lebih dari 50 peserta" tuturnya.

 

Dia berharap adanya narasumber yang berkualitas pun menambah peserta lebih bersemangat dalam mengurus pertanian.

 

"Prospek porang tampaknya sangat meyakinkan, ya selain menamnya yang mudah juga alhamdulillah saya punya sedikit lahan menambah motivasi saya untuk mengolah lahan saya." ungkap Muhammad Hanafi, pria asal Semarang yang antusias mengikuti pelatihan tersebut.

 

"Harapan saya, semoga pelatihan ini bisa bermanfaat untuk semua pada umumnya dan saya pada khususnya," ucapnya menambahkan.

 

Selain pemateri yang handal, pada kopdar pertama kali ini iuga sangat menarik perhatian warga NU, pasalnya juga dilakukan peninjauan rencana lahan yang akam dijadikan pilot project, yakni milik sesepuh NU Desa Nongkosawit, Kiai Sibawaih seluas 1,3 hektar yang akan ditanam porang, jahe merah, dan kelapa kopyor. Para peserta juga sudah banyak mengajukan lahan sebagai pilot project.

 

"Alhamdulillah, kopdar ini khususnya sesi akhir kami semuanya akan meninjau tanah seluas 1,3 ha yang telah diberikan oleh Kiai Sibaih untuk diolah lahannya di sana," tutup ketua acara.

 

Kontributor: Diyaul Aziz

Editor: Ahmad Rifqi Hidayat


Dinamika Terbaru