Kader Banser dan FKPPI Kota Semarang Rawat Pria Patah Tulang Tanpa Identitas
Sabtu, 9 Januari 2021 | 21:00 WIB

TPD saat mendampingi Petugas PMI Kota Semarang yang sedang memberikan pertolongan pertama kepada Yusuf Arianto. (Foto: NU Online Jateng/Dok. TPD)
Ahmad Rifqi Hidayat
Penulis
Semarang, NU Online Jateng
Seorang pria tanpa identitas yang hidup telantar dan dilaporkan mengalami patah tulang akibat terpeleset saat berjalan di depan Bank BNI Jl Ahmad Yani, Kota Semarang sewaktu hujan deras. Pria tersebut mengaku bernama Yusuf Arianto (65), warga Gang Jeruk RT 05 RW 06, Wonokriyan, Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
"Tiba di sana (lokasi kejadian, -red) terlihat seorang bapak yang sedang mengalami kesakitan di kaki sebelah kanan, dan baru diperiksa oleh petugas Palang Merah Indonesia (PMI)," kata anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kota Semarang, Budhi Santoso kepada NU Online Jateng, Jumat (8/1).
Selaku Koordinator Tim Penjangkauan Dinsos (TPD) Kota Semarang, Budi mendapati kasus tersebut melalui laporan yang masuk layanan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, Call Centre 112 (CC 112). "Dari laporan masuk itu, kami bisa memberikan pendampingan yang diperlukan," ujarnya.
Aktivis kepemudaan Nahdlatul Ulama (NU) Kota Semarang ini melanjutkan, permasalahan yang harus diselesaikan yakni kelayan (Istilah penerima mafaat bantuan Dinsos, -red) tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau bukti identitas diri lain. "Petugas PMI menyarankan agar dibawa ke RS karena diduga Pen dari luka patah kaki operasinya yang dulu lepas," terangnya.
Atas pertimbangan tersebut, TPD segera mengurus surat rekomendasi dari Dinsos Kota Semarang, sehingga kelayan tersebut dalam menjalani perawatan medis lanjutan di RS Wongsonegoro. "Saat ini dirawat di Ruang Sadewa 1," urainya.
Sekretaris Forum Putra-Putri Purnawirawan TNI-Polri (KPPI) Kota Semarang Dadang Abdurrohman yang bertugas bersamanya menambahkan, Yusuf dirujuk oleh Dinsos Kota Semarang ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wongsonegoro Kota Semarang setelah mendapatkan pertolongan pertama seperlunya dari tim medis dasar PMI Kota Semarang.
"Di sampingnya terdapat bagor berisi rosok. Ia mengaku bernama Yusuf Arianto, ngakunya dulu ia warga Gombong, Kebumen," jelasnya.
Dadang, sapaan akrabnya melanjutkan, Yusuf mengaku sejak umur tiga tahun sudah kehilangan orang tuanya. Sebab itu dirinya tinggal bersama eyangnya yang bernama Winarsih di sebuah rumah kontrakan yang sederhana.
"Pada saat ia umur 28 tahun, eyangnya meninggal, saat itu Yusuf kerja sebagai kernet Truk Pasir Sentolo. Kemudian mengalami kecelakaan pada tahun 1981 hingga kaki kanannya tersebut patah dan dioperasi pasang Pen," urainya.
Akibat kejadian tersebut, kata Dadang, Yusuf pun trauma menjalani profesi tersebut kenek dan memutuskan untuk mencari barang bekas, menjadi tukang rosok.
"Ia tidak mempunyai tempat tinggal, dan pernah tertangkap empat kali oleh Satpol PP di Jogja dan direhabilitasi selama 3 bulan lamanya di Panti Segon, Bantul. Saat keluar pun ia mencari rosok lagi sambil terus berjalan. Dari Prambanan, Klaten hingga akhirnya selama delapan tahun ini di Kota Semarang," jelasnya.
Saat ini, lanjutnya, Pemkot Semarang melalui Dinsos Kota Semarang masih melakukan pengawasan terhadap orang tersebut. Hal ini terkait dengan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah. "Kami masih mendampingi dan berkoordinasi dengan petugas rumah sakit karena kami harus mengurus administrasinya," pungkasnya.
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: Ahmad Hanan
Terpopuler
1
Ahad Kliwonan dan Pelantikan Pengurus NU Se-Tawangsari Digelar di Panggung Alam Taruwongso
2
Pesantren Tarbiyatul Qur’an Al Waro’ Juwiring, Warisi Perjuangan Kiai Muslimin Santri Pendherek KH Al Mansur Popongan
3
Abu Sampah Disulap Jadi Paving, Inovasi Hijau LPBI NU dan Banser Trangkil
4
Khutbah Jumat: Pelajaran Yang Tersirat Dalam Ibadah Haji
5
Gerakan Pemuda Ansor: Pilar Pembangunan dan Pemersatu Dinamika Desa
6
Dosen IAI An-Nawawi Purworejo Tawarkan Konsep At-Takāmul At-Takayyufi dalam Pendidikan Moderasi Beragama
Terkini
Lihat Semua