
Ketua PC Fatayat NU Surakarta menyampaikan sambutan dalam pembukaan pelatihan (dok. NU Solo Jateng/ Habibi)
Ajie Najmuddin
Penulis
Solo, NU Online Jateng
Di masa pandemi seperti ini, para kader Fatayat NU juga perlu dibekali dengan keterampilan tambahan, yang bahkan kemudian dapat dikembangkan untuk peluang bisnis. Untuk itulah, Pimpinan Cabang (PC) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kota Surakarta, Jawa Tengah, mengadakan kegiatan pelatihan membuat kue serta yang tidak kalah penting bagaimana cara memasarkannya.
Ketua PC Fatayat NU Surakarta Laily Hidayah menerangkan kegiatan pelatihan yang merupakan kerjasama antara Fatayat NU dengan Kemnaker ini diselenggarakan selama tiga hari, Jumat-Ahad (18-20/12), bertempat di Kantor Sekretariat PC Fatayat NU Surakarta Jl Gajahmada 142 B Grogolan, Ketelan, Banjarsari, Surakarta.
Laily berharap dengan diadakannya kegiatan pelatihan bertajuk ‘Penciptaan Wirausaha Baru Melalui Pemberdayaan Tenaga Kerja Mandiri’ ini para kader Fatayat NU di Surakarta bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru, tanpa harus bekerja di luar rumah dan bisa mempunyai peluang untuk menjadi seorang wirausahawan.
“Apalagi di masa pandemi ini kita para ibu-ibu muda, harus bisa bergerak dan terus berkarya. Apapun itu hasilnya, insyaallah bermanfaat,” kata Laily.
Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surakarta H Mashuri dalam sambutannya pada acara pembukaan pelatihan mengungkapkan pentingnya berwirausaha bagi ibu-ibu muda Fatayat NU.
Ketua PCNU Surakarta H Mashuri turut memberikan motivasi
“Karena di era digital sekarang ini, untuk membuka usaha tidak butuh modal yang besar dan investasi tempat yang strategis,” kata dia.
Ditambahkan Mashuri, dalam ilmu ekonomi, ada jenis 3 perusahaan, yakni manufatur/pabrikan, dagang, dan jasa. “Disiplin ilmu di pendidikan formal juga tidak harus linier dengan bisnis atau wirausaha yang kita tekuni,” ungkapnya.
Kemudian di dalam bisnis yang tidak kalah penting, yakni menguasai ilmu pemasaran dan mesti punya pangsa pasar yang jelas. “Setelah pasar terbentuk, baru kalau dihitung HPPr (Harga Pokok Produksi) nya selisih sama margin banyak, berani untuk produksi sendiri,” kata Mashuri yang juga lulusan sarjana magister manajemen itu.
Kepada para peserta pelatihan, ia juga berbagi mengenai pengalaman berwirausaha dengan segala dinamikanya. “Intinya harus semangat, membaca peluang, dan mengeksekusi peluang!” tukasnya.
Di akhir pelatihan, para peserta mempresentasikan hasil belajarnya. Kemudian mereka juga dibekali bagaimana untuk menjual serta memasarkan produk kue yang sudah mereka buat, dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
Penulis: Ajie Najmuddin
Editor: M. Ngisom Al-Barony
Terpopuler
1
Rute dan Moda Terbaik Menuju Pelantikan JATMAN di Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo
2
Makesta Award dan Porseni IPNU IPPNU Belik, Ajang Penguatan Karakter dan Budaya Pelajar NU
3
Kiai Ubaidullah Ajak Saksikan Film Seribu Bayang Purnama, Suara Lantang untuk Petani dan Bumi yang Lebih Sehat
4
Persiapan Pelantikan JATMAN Capai 70 Persen, Ribuan Tamu Terkonfirmasi Hadir
5
Siswa SMPIT Al Fateeh Raih Juara MHQ Tingkat Kota Semarang, Harumkan Nama Sekolah
6
RA Miftahul ‘Ulum Krompakan Siapkan Generasi Penerus Aswaja Sejak Usia Dini
Terkini
Lihat Semua